Minggu, 29 November 2015

Oleh-oleh dari Bali (HHD 2015) #2 : … Udeng, Sanggul dan Kopiah Pak Haji di Jalanan Kota Denpasar.

Setelah rangkaian acara seremonial malam puncak  Hari Habitat Dunia 2015 (HHD 2015)  di Wisma Werdhapura, Sanur selesai, saya langsung bergegas menuju kamar tempat saya dan dua rekan kompasianer  Ali Muakhir dan Martino menginap. Tempat menginap kami masih satu lokasi dengan tempat acara berlangsung yaitu di Wisma Werdhapura. Mungkin karena sudah kelelahan setelah melakukan penerbangan masing-masing dari CGK dan BDG, dua sahabat saya Ali Muakhir dan Martino sepertinya langsung go to bed. 




Meskipun saya sebenarnya juga merasa lelah dan penat setelah hampir 7 jam melakukan “perjalanan” udara  BDJ-DPS, dan sempat transit di JOG hampir 4 jam. Setelah mandi (maaf, burung besi milik Garuda yang membawa saya terbang BDJ-DPS baru turun saat acara sudah dimulai, jadi sepanjang perjalanan dari bandara sampai tempat acara selama kurang lebih 45 menit handphone saya terus berdering. Panitia seperti panik karena keterlambatan saya. Begitu sampai di tempat acara, ternyata saya sudah ditunggu oleh 2 orang ibu-ibu dari Kemen PUPR di depan lobby dan oleh mereka saya langsung diminta untuk ganti “kostum”, pakai batik tanpa mandi dan bersih-bersih dulu. Kebayang deh….rasa dan baunya badan saat itu….ha…ha…ha….! Alasanya, acara inti untuk kami,  “penyerahan hadiah”  Blog Competition sebentar lagi dimulai) dan membereskan pernak-pernik hadiah yang baru saja di berikan panitia, tiba-tiba…

“…..Toook…took …took!” Ada bunyi ketokan di pintu kamar saya. Ternyata sahabat saya yang sejak lulus kuliah sekitar 15 tahun lalu tidak pernah bersua, sekarang berdiri di depan pintu dengan pakaian layaknya seorang ustad dengan kopiah haji berwarna putih menutupi kepala. Dia Ustad Imam Tumaji! Sahabat lama yang sekarang sudah menetap di Kota Denpasar, rumahnya kira-kira 15 menit perjalanan dari tempat saya menginap di Wisma Werdhapura. Kami memang sudah janjian untuk bertemu. Setelah berbincang sejenak untuk melepas rindu karena sekian lama nggak ketemu, Ustad Imam Tumaji menawari saya untuk jalan-jalan keliling Kota Denpasar dengan mengendarai sepeda motor, “rasakan sensasi malam di Denpasar” katanya. Tanpa pikir panjang tawaran menikmati sensasi malam di Kota Denpasar langsung saya iyakan. Disinilah cerita dimulai…..

Ada yang sedikit janggal, ada yang kurang  dalam perjalanan itu! Ketika Ustad Imam Tumaji mempersilakan saya untuk naik ke boncengan sepeda motornya, saya menanyakan helm untuk saya. Maklum, sudah menjadi kebiasaan saya di Banjarmasin, untuk mengendarai sepeda motor di jalan raya harus memakai perlengkapan standart yaitu helm standart yang sudah ber-SNI. Jawaban mengejutkan datang dari Ustad Imam Tumaji,  ternyata dia memang hanya membawa 1 helm saja. Tentu saya terbengong-bengong dibuatnya. Dalam hati saya bertanya-tanya….Mau ngajak jalan-jalan berkeliling Kota Denpasar kok Cuma membawa 1 helm saja.



“ Jangan kuatir, pakai kopiah haji saya saja!” jawabnya. Saya semakin bingung.
“Kok pakai kopiah haji? Memang di Kota Denpasar tidak ada Polisi yang berjaga pada malam hari? Pikir saya  dalam hati.
Menurut Ustad Imam Tumaji, Di Bali berbeda dengan daerah di Indonesia lainnya! Disini ada semacam aturan tidak tertulis menyangkut masalah pemakaian helm di jalan raya. Bagi semua warga Bali, apapun agamanya selama yang bersangkutan memakai atribut di kepala untuk kepentingan ibadah (Hindu ; Udeng untuk laki-laki, Sanggul untuk wanita, Islam ; Kopiah haji  untuk laki-laki, Jilbab untuk perempuan.), maka tidak diwajibkan untuk memakai helm ketika berkendara roda 2 di jalan raya.

“Wooooow, ini bentuk dari kebijakan yang tidak biasa menurut saya, ini memang hanya ada di Bali! sebuah bentuk penghormatan terhadap local genius” (meminjam istilah Ketua Komisi I DPRD Bali, Ketut Tama Tenaya) Bali. Jika merujuk pada istilah “local genius”, sepertinya dispensasi tidak wajib pakai helm bagi pengendara roda 2 di jalan raya di Bali awalnya diberikan kepada umat Hindu  saja, sebagai identitas religi dan budaya asli masyarakat Bali, tapi dalam perkembangannya seperti ada pelebaran ruang dispensasi tidak wajib helm ini. Umat Islam (Bali) yang kebetulan salah satu simbol atribut identiasnya juga berada di kepala (Kopiah Haji untuk laki-laki dan jilbab untuk perempuan,) akhirnya ikut “menikmati” dispensasi ini.

Dengan perasaan sedikit ragu, akhirnya saya ikuti saran Ustad Imam Tumaji untuk memakai kopiah hajinya dan akhirnya malam itu kami memang benar-benar berkeliling Kota Denpasar dengan hanya memakai 1 helm yang dipakai Ustad Imam Tumaji yang nyetir didepan sedang saya yang di belakang hanya pakai kopiah haji saja.

Jujur. Sepanjang perjalanan yang kami lalui malam itu sebenarnya terbersit rasa ragu dan cemas dalam hati saya. Apalagi kalau harus melewati titik persimpangan (perempatan, pertigaan) yang dijaga polisi atau ada pos polisinya degub jantung saya akan semakin kencang…..ada sensasi ganjil disana! Mungkin karena di Kota Banjarmasin saya tidak terbiasa (mungkin lebih tepatnya “tidak mungkin”) dengan apa yang kami lakukan seperti malam ini, keliling Kota tanpa atribut lengkap. Karena kalau ini saya lakukan di Banjarmasin pasti akan menimbulkan masalah besar (duit tilangnya…he…he…he….)

Tapi memang benar kata Ustad Imam Tumaji! Mungkin karena belum terbiasa saja, nanti lama-lama terbiasa kok! Haaaah terbiasa….? Waduuuuuh.

Setelah tikungan demi tikungan, pos polisi demi pos polisi dan polisi demi polisi kami lalui, berangsur-angsur rasa cemas dan canggung saya mulai menghilang. Tatapan bapak-bapak polisi yang sedang berdinas jaga di jalanan yang awalnya terasa tajam kearah saya, lama-kelamaan terasa lebih bersahabat dan akhirnya sayapun benar-benar bisa menikmati sensasi eksotisnya berkeliling Kota Denpasar di malam hari yang sebenarnya!  Mau coba?

Setelah puas berkeliling dan (sempat tiga kali singgah di area kuliner) menikmati malam di Kota Denpasar, akhirnya sekitar jam 01.30 WITA dinihari kami memutuskan untuk kembali ke Wisma Werdhapura di Sanur, tempat saya menginap dan kami sepakat untuk melanjutkan sensasi petualangan (pakai kopiah haji) besok pagi. Hmmmmm sensasi apalagi yang nanti didapat  ya……?

Pagi akhirnya datang juga! Setelah Sholat Subuh saya turun ke pantai yang letaknya  di belakang hotel. Tujuannya jelas, nungguin sunset di pantai Sanur sambil rebahan di gazebo yang sering dipakai syuting FTV atau sinetron-sinetron di TV kita. Tidak lama sang mentari benar-benar memberikan fragmentasi alam yang luar biasa indahnya. Sayang seribu sayang! Fragmentasi alam yang menjadi salah satu andalan wisata di Bali itu tidak sempat terekam baik dalam bentuk foto maupun video karena kamera dan HP sedang lowbatt, lupa untuk nge-charge.   



Setelah beberapa saat menikmati indahnya awal perjalanan sang mentari untuk menerangi bumi pagi ini, saya dan dua sahabat kompasianer,  Ali Muakhir dan Martino akhirnya meneruskan langkah menuju tempat sarapan yang letaknya di bibir pantai Sanur. Kira-kira kebayang nggak gimana indahnya suasana saat itu?....Hmmmm pokoknya keren dah….

Pagi itu kami sarapan dengan menu masakan Indonesia dan satu menu khas Bali, sate lilit. Ditengah-tengah cengkerama sarapan pagi, tiba-tiba datang Ustad Imam Tumaji dengan seyuman khasnya yang masih seperti dulu saat masih kuliah, selalu sanggup membuat siapapun “terhipnotis” untuk lebih bersemangat menjalani hidup. Obrolan pagi saat sarapan itu semakin seru ketika Bapak Edward Abdurahman dari Kemen PUPERA ikut bergabung dan menceritakan berbagai pengalaman serunya keliling ke berbagai Negara untuk mengikuti workshop tentang tata kelola lingkungan. Tidak terasa waktu belalu begitu cepat, kami baru tersadar ketika Martino minta ijin pamit mau berkemas, soalnya jam 09.30 harus terbang balik ke CGK.



Setelah bersama-sama mengurus “berbagai” administrasi dengan pihak panitia dari Kemen PUPERA, kami bertiga berpisah Martino berkemas dan langsung meluncur ke Bandara DPS, Ali Muakhir siap-siap berkemas dan saya  juga langsung check out dari Wisma Werdhapura. Bersama Ustad Imam Tumaji kami akan meneruskan petualangan kami yang  belum selesai. 



Waktu di Jam tangan saya menunjukan pukul 10.15 WITA dan saya harus terbang balik  DPS-BDJ transit SUB jam 12.50 WITA. Artinya ada space waktu sekitar 1,5 jam saja untuk menjelajah Kota Denpasar , karena 1 jam sebelum take off saya harus sudah boarding. Waduuuuuuh mepet bangeeeeet!
“Let’s go!” Kata Ustad Imam Tumaji.

Lagi-lagi saya disuruh pakai kopiah haji yang tadi malam diikhlaskan sebagai kenang-kenagan buat saya. Dengan tas ransel yang telah penuh di punggung, Ustad Imam Tumaji langsung tancap gas……Tujuan kami adalah mencari buah tangan khas Bali untuk keluarga dirumah. Liku-liku jalanan Kota Denpasar yang kami lalui tidak satupun yang saya ingat saking kencangnya Ustad Tumaji membawa sepeda motor, karenanya perasaan was-was kembali muncul dalam hati saya. Selain hanya memakai kopiah haji saja tanpa helm, tentu penampilan saya bukanlah sesuatu yang umum bagi masyarakat setempat,  ditambah lagi kendaraan yang melaju kencang sering menjadi perhatian sesama pengendara dan polisi yang berjaga di beberapa titik yang kami lalui.

Tepat di ruas jalan Tukat Bilah (nama jalan ini saja yang saya ingat, karena sempat membaca namanya di beberapa lokasi) tiba-tiba Ustad Imam Tumaji mengurangi kecepatan secara drastic. Ternyata di depan banyak pecalang tengah berjaga, sedangkan sebagian lainnya mengatur lalulintas. Ternyata di ruas jalan Tukat Bilah itu sedang ada iring-iringan masyarakat yang sedang mempersiapkan upacara ngaben. Dengan pelan kami menyusuri sepanjang iring-iringan warga yang tengah mempersiapkan upacara ngaben yang panjangnya hampir 500 meter tersebut, setelah itu kami melaju dengan kecepatan normal kembali alias ngebuuuuut!



Akhirnya kami sampai di tujuan kami yang pertama, yaitu di pusat oleh-oleh Bali Erlangga 2 di Jl. Nusa Kambangan 160 A Denpasar. Banyaknya item produk oleh-oleh yang disediakan dari kaos, kain, snack, dan berbagai pernak-pernik khas Bali membuat kami tertahan agak lama disini. Sampai ustad Imam Tumaji mengingatkan saya. “Durasiiiiiiii…..! Setelah foto-foto sejenak, kami langsung melanjutkan ptualangan dengan si kopiah haji menuju ke oleh-oleh khas Bali Krisna yang letaknya tidak jauh dari  Erlangga 2 di Jl. Nusa Kambangan.  Setelah mengobrak-abrik semua koleksi kaos yang saya cari kami langsung cabut dan meneruskan petualangan menuju destyinasi oleh-oleh yang paling di cari oleh wisatawan di Bali, pabrik kata-kata JOGER di jalan raya Kuta. Perjalanan dari outlet Krisna menuju JOGER inilah yang paling mengangkan bagi saya. Selain melewati banyak pos polisi, padatnya lalu lintas kota menuju Kuta membuat perjalanan bersama si kopiah haji agak tersendat dan satu lagi, kami dibatasi durasi yang semakin mepet! Benar saja dugaan kami, karena sekarang hari sabtu berarti saatnya  weekend,  JOGER pasti penuh sesak. Setelah memilih dan memilah oleh-oleh sambil berlari nabrak sana-sini, saya langsung menuju kasir dan……antrinya masih 15 orang lagi! Saya melirik jam tangan saya. Sekarang jam 11.50 artinya tepat 1 jam lagi pesawat Lion yang membawa saya pulang ke BDJ akan terbang. Syukurnya, Ustad Imam Tumaji bilang. Durasi masih cukup kalau antrian ludes dalam waktu 10-15 menit! Sambil terus menunggu antrian di kasir, saya terus memantau perjalanan putran jarum jam di tangan saya. Alhamdulillah, tet…jam 12.05 kami sudah keluar dari rumah pabrik kata-kata JOGER dan harus kembali menyusuri jalanan menuju bandara DPS, sekali lagi dengan si kopiah haji! Dengan kecepatan layaknya pembalap motoGP, USTAD Imam Tumaji memacu si kuda besi dengan meliuk-liuk di sela-sela padatnya ruas jalanan menuju bandara DPS dan akhirnya tepat pukul 12.20 kami sampai di tempat parker sepeda motor bandara DPS. Tapi, nyali saya kembali ciut ketika mengetahui jarak antara tempat parkir sepeda motor ini dengan area boarding bandara masih harus jalan kaki sejauh sekitar 1km lagi, apalagi kami membawa barang bawaan yang tidak sedikit. Dengan setengah berlari sambil terengah-engah akhirnya sampai juga kami di ruang keberangkatan bandara DPS. Setelah mengucapkan salam perpisahan, Akhirnya saya tinggalkan Ustad Imam Tumaji yang telah membawa saya mengenali sedikit keunikan Bali yang begitu luar biasa berkesan. Betapa terkejut dan leganya saya, ternyata pesawat yang membawa saya pulang ke BDJ ternyata di ­delay……(delay kok seneng ya……..?!Ha…ha…ha…..)

Kamis, 26 November 2015

Dari "Kantor" Jalanan di Kalimantan, Saya Genggam Indonesia dan Dunia dengan Hisense Pureshot+





Selayang Pandang Hisense

Masih saja hanya bermimpi untuk menggenggam dunia? No! Tidak lagi! Hisense, raksasa elektronik asal Qingdao, Cina ini akan membawa siapapun untuk menggenggam dunia dengan cara baru yang lebih mudah dan mengasyikkan!  Mau…?

Sejak didirikan pada tahun 1969 dengan 4 prinsip elemen kerja teknologi, kualitas , integritas dan tanggung jawab, perusahaan yang awalnya hanya memprodukasi radio  ini, sekarang telah  masuk dalam jajaran Top 5 perusahaan elektronik dunia dan berita terbaru, di tahun 2015 ini mereka mengakuisisi  perusahaan elektronik sekelas Sharp untuk wilayah Amerika. Good Job Guys!


Peta sebaran produk Hisense di dunia

Sekarang, produk Hisense telah merambah ke semua penjuru benua. Hisense telah melakukan penetrasi pasar ke Eropa, Australia, Amerika dan tentunya Asia. Hisense masuk ke pasar Indonesia mulai tahun 2009 dengan meraih kesuksesan bersama operator CDMA. Setelah itu, sejak tahun 2012 Hisense semakin menancapkan kuku-kukunya di Indonesia, ditandai dengan menjadi supplier utama salah satu vendor penyedia layanan seluler ternama, smartfren,  dengan merek dagang Andromax-smarfren yang terjual sampai angka 4 juta. Wow fantastis!  

Keberhasilan produk Hisense di pasar Indonesia tidak lepas dari kerja keras jajaran manajemen dalam mengelola komunikasi yang baik dengan berbagai pihak. Salah satu bukti keseriusan Hisense menggarap pasar Indonesia antara lain, diwujudkan dengan sudah tersedianya layanan after sales  Hisense di 13 kota besar Indonesia, yang siap untuk memberikan layanan terbaiknya, yaitu Jakarta, Surabaya, Bogor, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Solo, Malang, Denpasar, Makassar, Palembang dan Medan.

Tahun 2015, inovasi teknologi Hisense menelurkan dua produk smartphone canggih, Pureshot dan Pureshot+, smartphone premium yang menyasar kelas menengah keatas dengan teknologi terbaru 4G LTE, yaitu teknologi komunikasi mobile internet generasi keempat dengan standar akses data tingkat tinggi, lebih cepat, stabil dengan kapasitas yang lebih besar. (Fourth Generation Technology ; Long Term Evolution).



Peran "Katalis" Hisense Menumbuhkan Ekosistem 4G LTE di Indonesia

Sejak ikut “berebut kue” dari booming pasar telepon seluller di pertengahan tahun 2000-an, kreatifitas dalam berinovasi Hisense untuk mengembangkan produk-produk bermutu dan berkualitas tinggi tidak pernah surut, bahkan terus berkembang seiring  tren revolusi teknologi telepon seluler yang terus melaju dan berkembang pesat.




Terbaru! Kwartal ke 3 Tahun 2015 ini Hisense memulai open market-nya dengan meluncurkan sekaligus dua smartphone premium berbasis android dengan brand mereka sendiri, Pureshot dan Pureshot+ yang support dengan koneksi teknologi terbaru 4G LTE.  

Sebagai raksasa industri elektronik dunia, keputusan Hisense untuk ikut “bermain” di segmen smartphone merupakan langkah yang tepat.  Revolusi teknologi smartphone yang begitu cepat tentu akan terus merangsang daya cipta dan daya kreasi corporate  untuk terus mengembangkan diri secara kontinyu. Sehingga secara tidak langsung akan menciptakan budaya kompetisi yang sehat baik secara internal maupun eksternal sehingga kedepan eksistensi corporate dalam percaturan bisnis elektronika dunia tetap terjaga. Selain itu, kehadiran smartphone premium Pureshot dan Pureshot+  juga bisa meningkatkan corporate goodwill sebagai salah satu dari lima besar raksasa elektronik dunia.

Khusus untuk pasar smartphone Indonesia, pengalaman 3 tahun menjadi suplier Smartfren yang secara gemilang menjadi pioneer di kelasnya, menjadikan Hisense sebagai salah satu produsen smartphone yang tahu betul detail selera dan kebutuhan pasar smartphone Indonesia yang unik, kualitas diatas rata-rata dengan banderol rate harga yang relatif murah di kelasnya sehingga sangat kompetitif bertarung di pasar.  Inilah modal besar sekaligus kekuatan penting Hisense dalam bertarung memperebutkan pasar smartphone di Indonesia yang dekenal paling konsumtif dan prospektif.

Selain open market, strategi Hisense untuk memperkokoh eksistensi market share Pureshot dan Pureshot+di Indonesia, Hisense kembali menjadikan Smartfren sebagai mitra dalam memasarkan Pureshot dan Pureshot+ melalui product bundling. Selain karena sudah ada ikatan emosional....(mungkin!), keduanya mempunyai kesamaan visi untuk membangun dan menumbuhkan ekosistem 4G LTE yang berkualitas di Indonesia.

Layaknya Simbiosis Mutualisma, kehadiran Pureshot dan Pureshot+ yang support dengan semua jaringan operator baik 4G LTE, 3G dan GSM ini, melengkapi daftar produt bundling Smartfren, yang mendukung  4G LTE untuk spesifikasi device premium (selama ini pasar lebih mengenal Smartfren sebagai pemain smartphone di level low end) sedangkan layanan  4G Smartfren yang diklaim sebagai yang terluas di Indonesia, secara tidak langsung tentunya akan mendistribusikan brand (image) Pureshot dan Pureshot+ keseluruh lapisan masyarakat di pelosok Indonesia. Dengan tersebarnya  brand (image) Pureshot dan Pureshot+ yang didalamnya tertanam chip Smatfren 4G LTE,  merupakan proses publikasi kolaboratif yang sangat efektif dan efisien untuk meng-edukasi pasar sebagai langkah utama untuk membangun dan menumbuhkan ekosistem 4G LTE yang berkualitas di Indonesia. Smartfren dengan jaringan 4G LTE-nya yang diklaim terluas di Indonesia dan Hisense dangan produk Pureshot dan Pureshot+  yang mempunyai kemampuan istimewa untuk imaging (kamera) plus kualitas produk secara umum yang diatas rata-rata dengan banderol rate harga yang relatif murah di kelasnya, tentu akan menjadikan keduanya sebagai 4G LTE ambassador.
Kehadiran product bundling hasil dari konsep kolaboratif dua perusahaan teknologi telekomunikasi kelas wahid ini, merupakan pelopor sekaligus katalisator yang bisa mempercepat bertumbuh dan berkembangnya ekosistem 4G LTE di Indonesia. Kelengkapan fitur, kesempurnaan kualitas perangkat dan keandalan koneksitas jaringan yang ditawarkan produt bundling antara Pureshot dan Pureshot+  dengan Smartfren 4G LTE merupakan jurus jitu sekaligus strategi maut untuk menarik perhatian pasar Indonesia terhadap layanan 4G LTE.


Detail Produk Pureshot dan Pureshot+



Pureshot dan Pureshot+  merupakan smartphone premium yang berhasil memadukan keunggulan desain, kelengkapan fungsi dan keandalan kinerja secara cerdas sehingga menjadi salah satu produk pilihan yang sangat layak untuk diapresiasi dan menjadi rekomendasi bagi penikmat smartphone

Pureshot dan Pureshot+  lahir dengan 3 strong point yang menjadi sumber “kesaktian”,  smartphone premium yang diklaim mengadung lebih dari 24% unsur komponen lokal Indonesia ini.


PERTAMA. BEST TECHNOLOGY ( Teknologi terbaik)

Teknologi terbaik yang menjadi fitur andalan Pureshot dan Pureshot+ antara lain adalah

Dapur Pacu dan Interface
Pureshot dan Pureshot+ bekerja dengan OS android 5.0.2 Lollipop dengan user intertface yang berhasil dikembangkan oleh Hisense sendiri yaitu Vision UI, disini terdapat fitur gestures yang bisa menggeser gambar dengan hanya melakukan gerakan tangan ke sensor di depan layar, fitur motion,  ketika layar mati, pengguna hanya perlu melakukan double tap ke layer untuk menyalakannya kembali. Selain itu disini juga menyuguhkan koleksi widget custom seperti traffic, WPS Office, Dolby audio hingga widget bawaan Android lainnya. Selain itu ada 14 effects yang bisa dipilih dalam beragam pola. Menariknya lagi, pemakai bisa membuat folder sendiri untuk mengumpulkan aplikasi tertentu. Selain itu tersedia juga fitur hide app, icon arrangement, icon alignment untuk membereskan dan mengatur aplikasi sesuai keperluan pengguna.


Kamera

Dari nama Pureshot dan Pureshot+ penikmat smartphone sebenarnya sudah bisa menebak obyek fitur  unggulan yang bisa didapatkan dari Pureshot dan Pureshot+, yaitu kemampuan mumpuni fitur kamera yang dimiliki oleh keduanya. Fitur kamera Pureshot dan Pureshot+ sudah dilengkapi dengan Autofocus, Geo tagging, touchfocus, face detection, panorama, HDR.
Spesifikasi kamera belakang 13 MP dengan dual LED flash. Resolusi maksimum mode 4:3 adalah 4160 x 3120 piksel (13MP), sedangkan pada mode 16:9 resolusinya 3264 x 1836 piksel (6MP). Untuk kamera depan, 5 MP (with flash) dengan aperture f/2.0  dukungan dari  pabrikan Sony, menjadikan fitur kamera Pureshot dan Pureshot+ cukup “sakti” dikelasnya, mampu menangkap obyek gambar dengan hasil maksimal (tajam, natural dan pencahayaan yang maksimal) meskipun dengan tingkat ketersediaan cahaya yang minim.
Sedangkan untuk merekam video, Pureshot dan Pureshot+ memberikan pilihan dalam 3 tingkatan kualitas Full HD, HD dan VGA. Pilih sesuai dengan kebutuhan.


Konektifitas Untuk Semua Jaringan

Pureshot dan Pureshot+ memiliki kemampuan langka yang supersakti! Pada kedua slot SIM-nya bisa menghoperasikan karti SIM CDMA dan GSM. Artinya dengan kemampuan hybrid-nya, semua jaringan operator yang ada di Indonesia sangat kompatibel dengan Pureshot dan Pureshot+, sehingga tidakperlu lagi memiliki 2 gadget untuk penggunaan CDMA dan GSM. Pureshot dan Pureshot+ memiliki akses jalur data 2G ( GSM 900/1800MHz, CDMA 1X800MHz), 3G (WCDMA 2100 MHz, CDMA EVDO 800MHz), 4G LTE [ FDD : FDD B2 (1900 MHz), B3 (1800 MHz), B5 (850 MHz), B8 (900 MHz), B26 (Extd 850 MHz) hingga TDD : B40 (2300 MHz)]









Layar Display

Khusus untuk layar display, Pureshot dan Pureshot+ mempunyai display masing-masing LCD TFT 5 dan 5,5 inci. Grafis yang terpampang dilayar tampak jernih dan tajam dengan kerapatan (piksel) 295 ppi. Viewing angle (sudut pandang) Pureshot dan Pureshot+ sangat memuaskan, karena tampilan gambar tetap akan terlihat optimal dilihat dari sudut pandang manapun.
Area layar depan dilapisi dengan panel anti gores Corning Gorilla Glass 3  yang tangguh terhadap benturan, goresan dan gesekan  3 kali lebih mumpuni dari generasi sebelumnya.
Touchscreen Pureshot dan Pureshot+ menjamin kepuasan pemakainya, respon dan snsitifitas layer sentuhnya sangat luar biasa, karena tetap bisa mendeteksi sentuhan jari dengan baik meskipun memamaki sarung tangan sekalipun.
Jadi, layar touchscreen Pureshot dan Pureshot+  yang sensitif akan tetap mulus dan utuh meskipun terjatuh.




Prosesor dan Baterai

Prosesor  octa-core Qualcomm Snapdragon 415 dengan clockspeed 1,4GHz menjadikan andalan  Pureshot dan Pureshot+. Ditandemkan dengan  GPU Adeno 405 dengan RAM 2GB membuat kinerja  Pureshot dan Pureshot+ lebih gesit dan lincah.
Pureshot dan Pureshot+ mempunyai kapasitas ruang memori internal yang cukup besar di kelasnya, yaitu sebesar 16 GB. Masih kurang….?  Jangan kuatir! Bagi yang masih merasa kurang  Pureshot dan Pureshot+ menyediakan slot memori microSD yang masih bisa menampung data sebesar 128GB (maksimal). Bagaimana , masih mau yang lain?  

Kapasitas baterei Pureshot dan Pureshot+ cukup besar, yaitu 2200mAh dengan sistem removeable battery. Kapasitas baterai sebesar itu, baru  habis bila Pureshot dan Pureshot+ dipakai secara simultan dan massif  selama sehari. Ada yang sanggup menghabiskan?















Multimedia Pendukung Hiburan Berkualitas

Teknologi Multimedia yang komprehensif tersedia lengkap dalam perangkat Pureshot dan Pureshot+. Music Player, video player, Radio FM. Didukung dengan teknologi Dolby Digital Plus  untuk mengatur sound (bass, surround, treble dll) yang ditanam dalam perangkat, memberikan sensasi suara sinematik yang optimal dan berkelas.

Khusus untuk video player, Pureshot dan Pureshot+ sudah mendukung aplikasi video tercanggih yang lebih hemat ukuran tapi dengan kualitas yang sama, yaitu playback h,265 (HVEC) yang mempunyai fitur minimize, sehingga pengguna dapat melakukan aktivitas lain seperti main game berkualitas HD sekalipun disaat menonton video berkualitas 1080P   dengan lancer tanpa tagging. Siapapun yang menikmatinya pasti akan tergoda dibuatnya. Bermusik jadi asyik yang nonton video semakin wow...wow…woooooow!

















KEDUA, BEST PRODUCT
Pureshot dan Pureshot+ dirancang sebagai smartphone premium dengan berbagai keistemewaan yang telah dijabarkan pada  Point  PERTAMA. BEST TECHNOLOGY ( Teknologi terbaik) diatas.

Dari segi design, rancangan premium Pureshot dan Pureshot+ nan elegan bisa dilihat dari sisi sudut melengkung 2.5D glass screen dan panel depan dengan sisi sudut melengkung dibalut sentuhan glossy sehingga terlihat stylish. Kesan premium semakin kenttal bila melihat sisi bodi yang diproteksi bezel logam nan solid.
Desain flat dan thin Pureshot dan Pureshot+, membuat nyaman untuk digenggam dan terlihat begitu fashionable. Casing belakang terbuat darti plastic tipis sehingga terasa kesat.
Dibawah panel layar, tertanam 3 tombol sentuh kapasitif (Recent App, Home dan Back). Di bagian atas display tertanam earpice dan kamera 5MP disebelah kanan didampingi LED flash dan sensor. Di bagian belakang body, di sudut kiri tertanam kamera 13 MP dan dual LED flash.Dua grill loudspeaker terdapat di ruas bawah bodi, ditengah terdapat port microUSB. Disamping sebelah kanan terdapat tombol volume dan power dan dibagian atas sebelah kiri terdapat port audio 3,5mm.


KETIGA, BEST SERVICE
Ada 2 kategori Best Service yang dihadirkan disini,
Pertama,. Best Service yang dihadirkan oleh Smartfren, operator jaringan yang menjadi mitra product bundling Hisense di Indonesia. Simbiosis Mutualisma antara Pureshot dan Pureshot+ dengan Smartfren tentu akan memberikan layanan mobile yang dahsyat.
Pureshot dan Pureshot+  adalah best Product di kelasnya, sedangkan  Smartfren selama ini dikenal sebagai pioneer layanan internet cepat di Indonesia.       Teknologi koneksi internet terbaru 4G LTE Advanced milik Smartfren yang bisa menggabungkan teknologi TDD (Time Division Duplexing) dan FDD (Frequency Division) atau Carrier Aggregation  akan memberikan arus data lebih cepat, stabil dan kapasitas lebih besar. Hebatnya lagi, saat ini jaringan 4G LTE Advanced dari Smartfren, menjadi jaringan 4G terluas di Indonesia.  Hal ini tentu akan menjadi salah satu layanan terbaik dari Pureshot/Pureshot+ dan Smartfren kepada pelanggan setia.


Kedua, Best Service yang diberikan oleh Hisense sebagai produsen Pureshot dan Pureshot+. Untuk mendukung penjualan Pureshot dan Pureshot+ di Indonesia, Hisense Indonesia memberikan layanan purna jual secara total kepada pelanggan-pelanggan setianya. 


Saat ini layanan purna jual Hisense di Indonesia sudah hadir di 13 Kota, Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Malang, Denpasar, Makasar, Palembang dan Medan. Kota-kota lainnya akan segera menyusul



Sebagai bagian dari inovasi dan pelayanan total kepada pelanggan, Hisense Indonesia tengah mempersiapkan layanan pick up service atau jemput dan antar kepada semua pelanggan yang handset­-nya memerlukan tindakan servis. Layanan berlaku bagi semua handset­ baik yang masih dalam masa garansi maupun yang sudah habis garansinya. Layanan inovatif ini tentu sangat dinantikan oleh konsumen, selain praktis bagi konsumen juga menghemat waktu, biaya dan tenaga. Mau…?



Inovasi selanjutnya yang disiapkan oleh Hisense adalah pendaftaran garansi produk yang dibeli oleh pelanggan secara online



Hisense Pureshot+,  Sensasi Tempat "Ngantor" Baru  di Jalanan Kalimantan

 


Keputusan berhenti bekerja dari salah satu perusahaan retail asing, sekitar 6 tahun yang lalu ternyata menjadi moment titik balik yang mengantarkan saya bersentuhan lebih intensif dengan salah satu teknologi yang telah merubah wajah dunia bernama internet. Produk peradaban abad milenium yang telah merubah dimensi ruang dan waktu menjadi lebih efektif dan efisien tersebut membuat saya seperti terlahir kembali di dunia baru yang penuh warna dan dinamika.

Bertemu "ujung jalan bidadari" di Sungai Kahayan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah

Sejak saat itu internet  menjadi asalah satu bagian terpenting dalam kebutuhan saya. Dalam hieraki kebutuhan saya dan keluarga posisi intenet menjelma jadi kebutuhan primer layaknya sandang, pangan dan papan. Betapa tidak? Sejak saat itu, Sunatullah untuk mengebulkan asap di dapur kami, bahan bakar utamanya ya... link internet.
Setela resign, saya dan keluarga mengawali usaha berbasis internet dengan membuka PPOB (Payment Point Online Bank) atau sistem pembayaran tagihan online di garasi rumah dengan mengandalkan seperangkat komputer yang terkoneksi dengan sambungan internet via jaringan kabel konvensional. Tidak berhenti disitu saja! Seiring dengan terbukanya pasar di lingkungan tempat tinggal saya, saya mencoba merambah usaha laundry dan jual beli berbagai produk dengan sistem offline dan online. Alhamdulillah inilah jalan hidup saya sampai detik ini.
 Wisata Kebun Bibit, Liang Anggang, Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Sejak internet mulai merakyat, revolusi teknologi komunikasi berbasis internet semakin massive dan simultan. Produsen alat telekomunikasi dan vendor penyedia layanan telekomunikasi secara kontinyu ber-inovasi untuk meng-update dan meng-upgrade teknologi dan pelayanannya guna memanjakan kebutuhan semua pelanggan setianya. Produk teknologi telekomunikasi yang paling fenomenal dan agresif perkembangannya adalah smartphone atau si-telephone cerdas. yaitu perangkat telekomunikasi multifungsi atau serbaguna yang berbasis internet.


Pantai Tangkisung, Tanah Laut, Kalimantan Selatan

Kehadiran smartphone merupakan sebuah lompatan perkembangan teknologi telekomunikasi yang membawa berkah tersendiri bagi banyak orang, termasuk saya, usaha saya dan  keluarga. Berbagai fitur canggih yang disediakan dalam smartphone benar-benar membantu aktifitas saya dan keluarga dalam mengembangkan usaha dan bisnis saya berjualan, terutama sistem online via internet.
Sekarang, aktifitas saya lebih mobile tidak harus duduk manis di depan computer/PC untuk memantau usaha dan bisnis saya, sehingga banyak peluang dan kesempatan usaha lain yang bisa saya tangkap untuk di ambil manfaatnya. Satu hal yang paling membuat kami sekeluarga semakin merasakan berkah dari kehadiran smartphone adalah tersalurnya kembali hobi kami sekeluarga bajajalanan (bahasa banjar ; jalan-jalan) alias travelling yang sebelumnya sempat vacuum agak lama karena masalah pekerjaan dan waktu.
Sekarang, kami mempunyai waktu lebih banyak untuk beraktifitas diluar tanpa harus mengganggu aktifitas usaha dan bisnis saya. Tahu kenapa? Karena kantor dan ruang kerja saya sekarang sudah boyongan alias pindahan ke dalam kotak ajaib yang bisa masuk saku celana dan tentunya bisa saya bawa kemana saja! Apa itu…? Smartphone!

View "Rumpiang Gate", Marabahan, Barito Kuala, Kalimantan Selatan

Dengan tagline moto…”Bisnis OK! bajajalanan semakin OK!”. Saya terus berburu perangkat dan layanan smartphone yang benar-benar bisa melengkapi sekaligus memperkuat eksistensi “kantor” mobile saya. Setelah memilih dan memilah dari sekian banyak smartphone yang beredar di pasaran, akhirnya pilihan saya jatuh pada Pureshot+. Berbagai fitur elegan dan canggih yang tertanam didalamnya, terutama konektifitasnya yang bisa disebut sebagai "cruisser" atau penjelajah dan kamera yang benar-benar handal sangat cocok dengan konsep "kantor" mobile saya yang lebih banyak berada di jalanan.
Bagi kami bajajalanan sudah menjadi kebutuhan, bahkan sekarang bisa dibilang tiada hari tanpa travelling. Minimal 2 (dua) hari sekali kami pasti melakukan delivery sendiri barang pesanan kepada pelanggan di seputaran Kota Banjarmasin dan beberapa kota yang diproyeksikan menjadi daerah penyangga atau satellite Kota Banjarmasin yang berkolaborasi membangun Kota Metropolitan dengan tajuk “Banjar Bakula” seperti Kota Banjarbaru, Kota Martapura yang terkenal dengan “Kota Serambi Makkah dan batu-batu mulia”-nya di Kabupaten Banjar, Kota Pelaihari “Jogja”-nya Kalimantan Selatan di Kabupaten Tanah Laut dan Kota Marabahan di Kab. Barito Kuala.

Bukit Teletubbies, Tambang Ulang, Tanah Laut, Kalimantan Selatan

Tidak jarang juga kami sampai ke daerah “Banua Anam” yaitu 6 (enam) Kabupaten di Kalimantan Selatan bagian utara yang meliputi Kota Rantau di Kabupaten Tapin yang terkenal sebagai lumbung batubara-nya Kalimantan Selatan, Kota Kandangan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang terkenal dengan wisata "balanting" di perkampungan suku Dayak Loksado dan kuliner “Dodol & Ketupat Kandangan", Anggrek Meratus endemik Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan.


Taman Bundaran Kota Kuala Kapuas, Kapuas, Kalimantan Tengah

Kota Barabai yang terkenal dengan kuliner “Apam Barabai”, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kota Amuntai yang lebih dikenal dengan “Itik Alabio dan populasi kerbau rawa”-nya di Kab. Hulu Sungai Utara dan Kota Tanjung yang terkenal dengan “buah Langsat”-nya di Kabupaten Tabalong. Terkadang kami juga sampai ke “Kota Air” Kapuas, Pulang Pisau dan calon ibu kota Negara Kota Palangkaraya di Kalimantan Tengah. Inilah yang kami sebut dengan bajajalanan .

Plaza Alun-alun Ratu Zalecha, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan

Setiap daerah yang saya sebutkan diatas mempunyai karakter alam & lingkungan, sosial, seni dan budaya yang berbeda-beda, inilah yang kami cari! Selalu mendapatkan hal baru di tempat baru yang kami tuju. Banyak hal yang kami dapatkan dari bajajalanan ala kami ini. Selain semakin tahu banyak hal dan mengenal lebih banyak orang (guna membangun relationship), kami juga mengumpulkan dan mengabadikan banyak materi menarik seputar kehidupan sosial, seni dan budaya masing-masing daerah tersebut, seperti adat istiadat, tempat wisata, arsitektur, makanan khas, kerajinan dan lainnya. semuanya kami abadikan dan sebisa serta secepat mungkin kami posting di website dan beberapa media sosial milik kami sebagai bagian dari “proses marketing” usaha kami, sekaligus sebagai bagian dari niat kami untuk memperkenalkan hal-hal baru yang mungkin bermanfaat tapi belum di kenal oleh khalayak, khususnya destinasi wisata di Kalimantan Selatan. Saya berharap suatu saat bisa menyusun materi yang telah saya kumpulkan menjadi sebuah buku yang bisa dipakai menjadi panduan “pariwisata dan pendidikan murah Kalimantan Selatan”. Gratis! Ada yang mau jadi sponsor?

Taman Labirin, Pelaihari, Kalimantan Selatan

Untuk keperluan dokumentasi dan upload data ke website dan media sosial, selain mengandalkan kamera jadul yang kami punya, kami sangat terbantu dengan kehandalan fitur kamera dan koneksitas 4G LTE  dari Pureshot+ yang tidak pernah lepas dari genggaman.
Harapan dan cita-cita besar saya adalah bisa membuka pasar ke seluruh wilayah Indonesia bahkan dunia, sehingga saya juga bisa keliling Indonesia dan dunia untuk bajajalanan sekaligus mendokumentasikan eksotisnya alam, adat istiadat, seni dan ragam budaya Nusantara dan dunia.  Kapan? Sepertinya menunggu coverage area layanan after sales Hisense mencakup seluruh Ibu Kota Propinsi di Indonesia dan.....dunia! Agar akses layanan komunikasi, servis dan semua aktifitas kami tetap bisa berjalan lancar dimanapun kami berada. Amin!




Banjarmasin Bungas, Kalimantan Selatan, Indonesia
...with Pureshot+, My dreams is come true...! Amin





Minggu, 15 November 2015

InspiraTrip! Yuk, Jalan-jalan ke Gang Dolly!

Gang Dolly 
(Sumber foto : disini)
Siapa yang tak tahu Gang Dolly? Sebuah gang legendaris yang konon di Mancanegara lebih dikenal daripada nama Kota yang menjadi "pemilik-nya", Surabaya? Yaaaah, posisinya kurang lebih sama dengan Pulau Bali dengan Negara Indonesia-lah.....

Sekedar flashback, Gang Dolly dikenal luas sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara! ck...ck...ck.....! Disebut-sebut "mengalahkan" lokalisasi Pat Pong di Bangkok Thailand dan Geylang di Singapore, sudah beroperasi berpuluh-puluh tahun lamanya. Bahkan ada yang mengatakan sejak jaman penjajahan Belanda. Hal ini merujuk dari penamaan lokasinya Gang "Dolly" yang jelas-jelas bukan nama asli Indonesia. Menurut beberapa sumber nama Dolly di ambil dari nama Dolly Van De Mart, yaitu seorang perempuan keturunan Belanda yang pertama kali membuka wisma dengan segmen pelanggan utamanya tentara Belanda yang bertugas di Indonesia. Sudah barang tentu saat itu didalam wisma berisi wanita-wanita cantik pilihan "kelas" bule.

Gang Dolly 
(Sumber foto : merdeka.com)

Sebenarnya yang disebut-sebut Gang Dolly bukan gang seperti namanya tapi sebuah jalan raya Putat Jaya. Secara Administratif masuk wilayah kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan Kotamadya Surabaya, 'Kota Pahlawan" yang juga Ibu Kota Propinsi Jawa Timur. Letaknya yang "strategis" di tengah-tengah Kota Surabaya, menjadikan lokalisasi yang satu ini dianggap sebagai "duri dalam daging" oleh banyak kalangan, walaupun tidak sedikit juga yang mengatakan "tidak ada durinya kok dalam daging di Gang Dolly.....!!!" ha...ha...ha....terserahlah! Sehingga pro dan kontra keberadaan Gang Dolly seperti bagian tak terpisahkan dari perjalanan sejarah Kota Surabaya sampai saat ini meskipun sudah ditutup oleh Walikota Surabaya. Itulah fenomena Gang Dolly yang di caci tapi kadang juga ngangeni.

 ngangeni....!?
(Sumber Foto : merdeka.com

Dikenal sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, semasa jayanya Gang Dolly mempunyai beberapa keunikan yang khas....

pertama, kalau siang hari kita melewati Jalan Putat Jaya yang dikenal dengan Gang Dolly ini, kita seperti melewati jalan biasa layaknya jalan-jalan lain di Kota Surabaya. Pada siang hari aktifitas warganya tampak normal seperti biasa, tidak ada perbedaan yang mencolok. Ter-kamulase? Bisa iya, bisa tidak karena lokalisasi "Gang Dolly" ini memang menyatu dan berbaur dengan kehidupan masyarakat. Suasana berbeda akan terlihat ketika sore atau malam menjelang!

kedua, wanita-wanita "pekerja" yang "bekerja" di Gang Dolly biasanya ditempatkan atau dipajang dalam sebuah "akuarium"! Sebutan untuk ruang berkaca terang yang bisa dilihat oleh siapapun yang melewati gang ini. Walaupun tetap ada sebagian yang berdiri dijalanan. Kalau malam relatif lebih mudah untuk membedakan mana wanita "pekerja" dan mana yang bukan. Biasanya  ditandai dengan gaya dandanan dan pakaian yang dikenakan ( ada yang mengatakan tergantung kelasnya!)
ketiga, Gang Dolly bisa dikatakan lengkap! Karena semua hiburan malam untuk laki-laki dewasa semua kelas tersedia (ada catatan sebuah LSM yang mengatakan 30% "pekerja" wanita di sini masih dibawah umur....naaaah lhooo!).

Tapi semua cerita diatas sudah lewat! Fenomena kebesaran Gang Dolly sekarang benar-benar telah menjadi bagian dari sejarah perjalanan Kota Surabaya. Walikota perempuan pertama Kota Surabaya Tri Rismaharini-lah yang mengubah arah sejarah Gang Dolly. Tepat tanggal 18 Juni 2014, Gang Dolly resmi ditutup oleh Wali Kota Surabaya dan dinyatakan terlarang untuk kegiatan dan aktifitas seputar prostitusi. (Sebagai catatan:  Sekian puluh tahun Walikota Surabaya di jabat oleh laki-laki, tidak satupun yang "berani" menyentuh Gang Dolly. Alih-alih "menyentuhnya" dulu Gang Dolly  justru sempat diwacanakan menjadi destinasi wisata resmi oleh pemerintah Kota Surabaya....hadeeeeew! Kira-kira bentuk plesirannya seperti apa ya....?). Memang tidak mudah untuk sekedar "menutup" Gang Dolly, Karena memang banyak kepentingan yang ada didalamnya! Tidak hanya masalah sosial dan ekonomi saja, Gang Dolly juga sering dijadikan komoditas politik khususnya di level internal Kota Surabaya. Maklum saja, karena di masa jayanya dalam semalam perputaran uang di Gang Dolly mencapai 1,2 Milyar! Ck..ck...ck...ck.
 
Setelah setahun lebih Gang Dolly ditutup secara resmi, Gang Dolly memang tidak benar-benar mati, meskipun samar-samar aktivitas prostitusi konon masih ada dengan cara yang lebih rapi dan tersamar. Indikasi ini mungkin ada benarnya. Bila merujuk laporan dari beberapa aktifis LSM yang aktif melakukan pendampingan bagi masyarakat kawasan Gang Dolly dan Jarak,  yang dilangsir oleh beberapa media online, sebagian besar para "pekerja" yang mau untuk berpindah haluan adalah yang sudah berumur sedangkan yang masih berusia muda, rata-rata justeru enggan untuk berpindah haluan. Nah lho......
Menjawab kabar samar-samar ini, Pemko Surabaya tidak tinggal diam, dengan menggandeng berbagai kalangan seperti pemerhati sosial, LSM, Organisasi kepemudaan, Organisasi Keagamaan, Organisasi profesinal, Komunitas seni dan budaya dan praktisi-praktisi profesional dari berbagai bidang, terus berusaha memberikan solusi jangka pendek maupun jangka panjang bagi eksistensi kehidupan masyarakat Ex-Gang Dolly. Ini yang menarik dan mungkin bisa dijadikan referensi solusi oleh daerah lain yang berencana melakukan tindakan yang sama seperti yang dilakukan oleh Pemko Surabaya, menutup lokalisasi! 

Bekas Wisma New Barabara dalam renovasi
(Sumber Foto : merdeka.com)

Langkah riil Pemko Surabaya untuk merubah wajah Gang Dolly antara lain dengan membeli beberapa (sekitar 13) aset property yang dulunya merupakan wisma untuk memajang sekaligus tempat  eksekusi para "pekerja" milik mami-mami Gang Dolly. Property yang sudah dibeli, lantas di rombak untuk dijadikan sebagai wadah bagi pemberdayaan masyarakat Gang Dolly.  Wisma "New Barbara", yang dulu dikenal sebagai wisma paling ramai di Gang Dolly sekarang sudah berganti wajah. Sejak dibeli Pemko Surabaya setahun silam, bangunan 6 lantai yang dirubah total ini secara perlahan telah beralih fungsi.

Lantai 1 yang dulunya sebagai akuarium atau ruang pajang para "pekerja", sekarang menjadi tempat kursus komputer, sedang ruang diatasnya yang sedang dalam tahap finishing diproyeksikan untuk tempat pelatihan usaha produktif (UKM) bagi masyarakat. Sementara itu, bangunan lainnya yang juga dalam tahap renovasi ada beberapa yang telah dijadikan untuk tepat produksi dan ruang pajang bagi produk kerajinan khas Gang Dolly seperti Batik Jarak Arum, yaitu kerajinan batik khas Gang Dolly yang motifnya khasnya berupa proses metamorphosis ulat sampai menjadi kupu-kupu yang cantik yang dikombinasikan dengan elemen daun jarak, sesuai dengan nama daerahnya jarak! Konon ide dan inspirasi terciptanya motif ini tidak lepas dari perjalanan metamorphosis masyarakat Gang Dolly sendiri, berubah dari yang negatif menjadi positif. Pemerintah Kota Surabaya juga membangun beberapa fasilitas olahraga di Gang Dolly, seperti lapangan futsal, bulutangkis, basket dan volley Ball.

Batik Jarak Arum
(Sumber Foto : merdeka.com)

Gambaran dan detail proyeksi masa depan Gang Dolly secara lebih jelas, diprakarsai oleh sekelompok anak muda Surabaya yang menemakan dirinya dengan Gerakan Melukis Harapan (GMH), yaitu sebuah organisasi independen yang fokus menggarap pemberdayaan semua elemen dalam masyarakat Gang Dolly dari anak-anak sampai orang tua melalui berbagai program pendampingan dan pelatihan keterampilan usaha produktif. GMH bertekad akan merubah imej wajah Gang Dolly dari daerah wisata malam khusus dewasa (berkonotasi negatif) menjadi daerah wisata tematik untuk semua kalangan yang mempunyai ciri khas (berdenotasi positif), khususnya wisata edukasi/sosial/sejarah dan kuliner. 

Untuk membangun "mimpi" itu GMH dengan melibatkan masyarakat setempat, memulai kerja dengan mendirikan taman inspirasi bagi anak-anak Gang Dolly. Disini ada banyak kegiatan bagi anak-anak Gang Dolly mulai dari pelatihan keterampilan, taman bacaan, TPA, konseling. olah raga dan lain-lain. Sedangkan untuk segmen dewasa, GMH dan beberapa kelompok pemuda Surabaya lainnya yang juga konsen dalam usaha memberdayakan masyarakat Gang Dolly seperti Elemen Pemuda Surabaya (EMAS) dll, lebih mengarahkan mereka pada pelatihan usaha produktif yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar Surabaya plus yang perputaran uangnya relatif cepat seperti pelatihan produksi sablon, sandal, telur asin/telur bakar, batikjarak, Kerupuk Samiler dan sebagai guide atau pemandu wisata. Semua produk diatas sekarang sudah banyak dikenal oleh masyarakat bahkan beberapa diantaranya sudah mempunyai merek dagang sendiiri, seperti kerupuk samiler dengan merek "Samijali".

Taman Inspirasi
(Sumber Foto : Kabar Kampus)

Terbaru, pada akhir bulan September yang lalu GMH dan semua elemen masyarakat Gang Dolly melakukan terobosan baru dengan meluncurkan INSPIRATRIP! yaitu sebuah konsep wisata napak tilas sejar Gang Dolly yang telah menjadi Kampung Positif dan Inspiratif. Wahana wisata kreatif yang baru pertama di Indonesia ini diklaim memberdayakan banyak kalangan di Gang Dolly. Mulai tukang becak, guide lokal, perajin berbagai produk lokal Gang Dolly juga pedagang makanan dan minuman.

Pada peluncuran tanggal 29 September, sekaligus trip pertama tersebut ada sekitar 20 orang wisatawan yang diajak napak tilas dengan naik becak berkeliling Gang Dolly. Dalam satu kali trip, wisatawan yang rata-rata mahasiswa tersebut dibawa mengunjungi bangunan-bangunan bekas wisma yang sekarang telah berubah fungsi menjadi pabrik sandal, tempat kursus komputer, showroom produk UKM Gang Dolly dan tempat pelatihan warga. Dengan didampingi oleh guide setempat yang tahu betul perjalanan sejarah Gang Dolly, para wisatawan mendapatkan penjelasan secara detail mengenai sejarah masing-masing bangunan bekas wisma tersebut. Selain itu wisatawan juga dibawa ke tempat-tempat produkasi kerajinan khas Gang Dolly seperti Produksi sablon, sandal, Batik Jarak Arum, Kerupuk Samiler merk Samijali dan telur asin/telur bakar.

INSPIRATRIP! Gang Dolly
(Sumber Foto : Joss Today)

Konsep wisata INSPIRATRIP! ini memang terlihat sederhana saja dan masih sangat segmented. Tapi diluar dugaan, menjadi buah bibir di masyarakat Surabaya dan sekitarnya! Respon dan tanggapan masyarakat yang beragam terus bergulir sehingga menjadi sarana promosi gratis yang efektif untuk membangun wacana diskusi terbuka di masyarakat Surabaya. Sehingga kedepan diharapkan bisa mengerucut dan mengkristal menjadi titik temu ideal untuk mengembangkan konsep wisata INSPIRATRIP! GANG DOLLY sebagai wahana wisata sosial budaya berkonsep edukasi baru trademark Kota Surabaya. Kota Pahlawan! Bagaimana ada yang berminat mencoba?


Catatan : artikel ini juga bisa dibaca di Kompasiana