Selasa, 31 Mei 2016

Garih Batanak, Sensasi "Mak Comblang" dari Kuliner Rumahan Khas Banjarmasin




 Garih Batanak versi saya! Hmmmm siapa yang tak tergoda?
(Foto : Koleksi Pribadi)

“Dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung!” Mungkin pepatah itu sangat tepat untuk menggambarkan posisi saya sebagai “manusia rantau”. Sebagai orang Jawa yang lahir dan besar di Jawa, tinggal di Banjarmasin tentu memberi konsekuensi hidup yang tidak sesederhana yang awalnya saya bayangkan. Karena harus ada kompromi dan komodifikasi pada beberapa hal. 

Untuk urusan budaya, secara umum saya kira tidak terlalu masalah, karena sebagai pelaku seni sekaligus pemerhati sosial dan budaya, relatif mudah bagi saya untuk berkomunikasi lintas budaya. Apalagi di Banjarmasin beredar Pesiar Citymag, majalah sosial budaya yang akan membantu mengenal Banjarmasin dan Kalimantan Selatan lebih cepat. Khusus untuk budaya yang berurusan dengan perut alias makan, saya relatif paling mudah untuk beradaptasi dengan berbagai kuliner khas Indonesia, termasuk kuliner khas Banjarmasin yang secara umum saya kategorikan berani bumbu  alias full taste! Apalagi untuk kuliner yang berkuah kaldu kesukaan saya. Satu-satunya yang saya relatif susah beradaptasi di Banjarmsin adalah iklim dan cuacanya yang puanaaas itu lho! Tapi itulah yang saya maksud dengan “Dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung!” Selain menikmati indahnya budaya Banjar berikut aneka kuliner khas yang full taste saya juga harus bisa menikmati gerahnya Kota Banjarmasin.

Dasarnya, saya memang paling suka dengan berbagai kuliner nusantara yang berkuah kaldu, tapi bukan berarti saya anti dengan kuliner yang tidak berkuah kaldu lho…
Untuk kuliner khas Banjar, saya paling suka dengan Soto Banjar Bapukah milik H. Anang di Jl. Kolonel Sugiono, Soto Banjar Bang Amat di Banua Hanyar, Soto Kuning khas Kotabaru, Ketupat Kandangan termasuk Lontong Orari, Berbagai olahan dari Ikan Patin di RM. Sari Patin di Kayu Tangi, Mie Bancir dan untuk kuliner tanpa kuah, saya suka ikan haruan baubar + sambal acan dan Nasi Kuning Cempaka. Kuliner-kuliner tersebut sepertinya sangat layak untuk di apresiasi lho…! Cita rasanya bak mak comblang…! Selalu diharap berita dan kehadirannya…he…he…he…

Selain kuliner yang sudah umum dan dikenal masyarakat, karena banyak yang menjualnya seperti tersebut diatas, saya juga mempunyai beberapa referensi kuliner khas Banjar yang jarang dijual oleh warung atau rumah makan di Banjarmasin, yaitu kuliner rumahan bercitarasa gurih cenderung asin, asam dan pedas menyegarkan yang disebut oleh masyarakat Banjar dengan “Garih Batanak”. Selain cita rasanya yang menurut saya unik dan sedap tentunya, kuliner yang satu ini bisa dibilang Indonesia Bangat! Karena dibuat dari bumbu rempah-rempah khas Indonesia yang jumlahnya lumayan lengkap.
Garih adalah ikan yang diasinkan tapi biasanya tidak terlalu kering, sedangkan batanak secara leksikal artinya adalah memasak. Mungkin, makna gramatikal dari istilah kuliner Garih Batanak adalah masakan ikan yang diasinkan berikut ubarampe-nya (Bhs Jawa ; perlengkapannya). Masyarakat Banjar, biasanya menggunakan ikan jenis haruan atau ikan gabus yang sudah diasinkan untuk bahan mengolah kuliner garih batanak. Oh ya, garih atau ikan asin haruan ini tidak se-asin ikan telang atau juga Jambal, walaupun tidak masalah juga sih kalau mau memakai ikan telang atau ikan asin lainnya, tergantung selera! Kalau menurut saya, garih ikan haruan lebih nikmat, selain tidak terlalu asin garih ikan haruan juga berdaging tebal dan tekstur dagingnya terasa pas jika digigit. Tapi, tetap harus hati-hati ya, karena ikan haruan seperti layaknya ikan-ikan lainnya juga mempunyai duri lho! Tapi jangan kuatir, durinya besar-besar kok jadi relatif lebih mudah dilihat sekaligus dibersihkan. Disinilah menurut saya seninya makan garih batanak dari ikan haruan, pelan-pelan dan teliti. Penasaran kepingin tahu rasanya!? cek info lengkapnya di Pesiar Citymag ya...! Eiiiits, tunggu dulu! jangan kepingin tahu rasanya saja! Cara membuatnya juga dong....

Ini dia resep sekaligus step by step  cara membuat hidangan murah meriah dan simple  tapi cita rasanya super menggoda ini,

Bumbu :
-    5 butir bawang merah
-    5 siung bawang putih
-    1 ruas jari jahe
-    1 ruas jari kunyit
-    3 butir kemiri
-    Secukupnya Ketumbar
-    Secukupnnya merica
-    1 batang serai, ambil bagian putihnya, memarkan
-    2 lbr daun jeruk purut

Bahan-bahan :
-    1/2 kg garih ikan haruan kering/ikan jenis lain sesuai selera, rendam air bersih sekitar lima menit atau sesuai kebutuhan
-    3 buah tomat mentah
-    10 buah belimbing wuluh
-    2 biji cabe merah/hijau besar, iris miring
-    Segenggam daun kemangi (tentative/jika suka)
-    2 sdm minyak untuk menumis
-    Secukupnya santan siap pakai


Cara Memasak :
1.  Cuci bersih garih ikan haruan kering dan potong sesuai selera.
2.  Kecuali serai dan daun jeruk, haluskan semua bumbu.
3.  Panaskan wajan, tambahkan minyak goreng lalu tumis bumbu halus hingga tercium harum. Tambahkan segelas air/sesuai kebutuhan, lalu masak hingga mendidih.
4.  Masukkan garih ikan haruan dan masak kembali hingga ikan matang.
5. Tambahkan santan dan aduk rata, masak hingga mendidih sambil terus diaduk. Terakhir sebelum diangkat, masukkan daun kemangi, belimbing atau tomat dan cabai rawit. Setelah dirasa cukup, angkat masakan dan tuang dalam wadah untuk dihidangkan.

Tambahan :
1. Jika masakan kurang asin, bisa ditambah garam sesesuai selera. Bila menginginkan rasa gurih, bisa juga menambahkan penyedap rasa atau gula secukupnya.
2. Tomat dan belimbing wuluh, sebagai pencitarasa asam bisa dipilih salah satu. Tapi jika menyukai keduanya atau dirasa kurang rasa asamnya, bisa juga dipakai keduanya.
3. Jika sensitive terhadap garih/jenis ikan asin atau khawatir adanya kandungan bahan berbahaya dalam ikan asin, bisa juga kok menggunakan ikan segar sebagai alternatif, tapi namanya bukan garih batanak lagi ya.....he...he...he...

Silakan mencoba!




Kamis, 05 Mei 2016

[Jelajah Musi Triboatton] Strategi Cerdas Inspiratif! Pemberdayaan Pariwisata Sungai Ala Bumi Sriwijaya

Malam di Kota Palembang dengan latar belakang Jembatan Ampera (Foto : detik.com)


Palembang dan Peradaban Sungai Musi yang Kian Menggoda

Seperti halnya Kalimantan Selatan, kampung halaman saya! Bumi Sriwijaya, Sumatera Selatan juga mempunyai banyak sungai besar maupun kecil yang mengalir di wilayahnya. Sungai Musi, sebagai destinasi ikonik yang membelah Kota Pelembang menjadi dua bagian (Ilir dan Ulu), merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera dan juga menjadi salah satu yang terpanjang Indonesia. Dengan panjang mencapai 750 km, menjadikannya sebagai urat nadi kehidupan masyarakat di sekitarnya sejak berabad-abad silam yang secara otomatis juga membentuk peradaban budaya sungai khas perairan darat di Sumatera Selatan.

Sejak jaman kejayaan Kerajaan Sriwijaya, DAS Sungai Musi telah menjadi jalur penting perdagangan, distribusi dan mobilisasi barang dan manusia, salah satu buktinya adalah keberadaan situs-situs budaya dan peninggalan bersejarah di sepanjang tepian DAS Musi, seperti kampng arab Al Munawar di daerah 13 ulu (pemukiman arab pertama di Palembang), perkampungan kapitan (jejak peninggalan peradaban  tionghoa yang terdiri dari 15 arsitektur rumah yang unik), Pulau Kemaro yang menyimpan catatan sejarah dan kisah yang telah melegenda dan tentunya Benteng Kuto Besak.   

Benteng Kuto Besak  (Foto : Indonesia.travel.com)
Di era Palembang modern, khususnya sejak diatas Sungai Musi dibangun Jembatan Ampera, salah satu landmark Kota Palembang yang paling terkenal, memberi dampak positif yang signifikan terhadap potensi ekonomi tidak hanya untuk Kota Palembang saja tapi juga Sumatera Selatan secara umum dan yang paling menggembirakan adalah munculnya multiplyer effect ikut terangkatnya potensi pariwisata di seputar Jembatan Ampera. Jalur DAS Sungai Musi yang dulu kotor dan tidak terurus sekarang telah berubah menjadi destinasi wisata ikonik khas Kota Palembang, sehingga berbagai kegiatan ekonomi masyarakat, sekarang banyak tumbuh dan berkembang pesat di sepanjang DAS Sungai Musi.

Berangkat dari besarnya potensi dan strategisnya prospek pariwisata berbasis (budaya) sungai di sepanjang DAS Sungai Musi khususnnya di seputar Jembatan Ampera, sepertinya pemangku kebijakan di Sumatera Selatan menyadari betul bahwa sepanjang DAS Sungai Musi yang menjadi muara dari puluhan sungai besar dan kecil lainnya, termasuk Sungai Komering, Sungai Kelingi, Sungai Lakitan, Sungai Ogan Musi  dll, sepanjang 750 km merupakan asset besar pariwisata yang bisa menjadikan Sumatera Selatan sebagai daerah KEK (budaya) Sungai di Indonesia. Makanya pantas jika Palembang mendapat julukan sebagai Venice of the East atau Venice dari timur.

Peta alur Sungai Musi (Grafis : infosungaigunung)
Sebagai jembatan untuk memperkenalkan berbagai potensi pariwisata seputar (budaya) sungai di Sumatera Selatan, sejak 2012 Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan bersinergi dengan Pemkab/Pemkot dan Kementerian Pariwisata menyelenggarakan event “Jelajah Musi Triboatton” yaitu event yang memadukan wisata dan olahraga air (rafting, kayak, dan dragon boat) berlevel internasional yang dilaksanakan di sepanjang Sungai Musi, sejauh sekitar 500 km dengan melewati 4 kabupaten dan 1 Kota di Sumatera Selatan.

Dalam event yang lebih mirip rally wisata  tapi melalui medan sungai ini, diharapkan kedepannya Sungai Musi lebih dikenal oleh dunia internasional sebagai destinasi wisata olahraga dan budaya berkelas dunia, sekaligus sebagai pintu masuk bagi upaya pemerintah Sumatera Selatan untuk menjual destinasi pariwisata Sumatera Selatan ke dunia internasional. Selain itu, event jelajah sungai ini diharapkan akan memberi beberapa dampak ikutan positif di berbagai bidang, diantaranya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi khususnya di daerah DAS Sungai, tumbuhnya kesadaran, kecintaan dan rasa memiliki masyarakat terhadap sungai sehingga bisa ikut serta secara aktif menjaga kelestarian ekosistem sungai,  pelestarian budaya sungai berikut semua atribut tradisi yang ada di dalamnya. sekalugmembangkitkan lagi  masyarakat akan

International Musi Triboatton dari tahun ke tahun

= Musi Triboatton I (2012) =

Musi Triboatton 2012  (Gambar : detik.com)
Pada penyelenggaraan International Musi Triboatton pertama yang memperebutkan total hadiah sebesar 500 juta, berlangsung pada  6-11 November 2012, peserta didominasi dari luar nageri seperti Jepang,  Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Taiwan, Laos,  Australia, Vietnam, New Zealand, Nepal, Kamboja, Myanmar, dan Filipina sedangkan dari Indonesia terdapat  5 tim dari dari berbagai daerah.

Musi Triboatton 2012  (Gambar : kompas.com)

Event yang melibatkan Kabupaten Empat Lawang, Musi Rawas, Musi Banyuasin,  Banyuasin dan  Palembang ini terbagi menjadi 6 etape yang dimulai dari Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang. Untuk memperebutkan hadiah total sebesar Rp. 500 juta. Juara umum akhirnya direbut oleh tim tuan rumah Sumatera Selatan



 == Musi Triboatton II (2013) ==
 
Musi Triboatton 2013  (Gambar: skyscrapercity.com)

Musi Triboatton ke-2 ini, diselenggarakan pada 16-22 November 2013. Lomba dimulai dari Kabupaten Empat Lawang dan berakhir di pelataran Benteng Kuto Besak, Palembang

Video Musi Triboatton 2013 (youtube.com)

Penyelenggaraan tahun ke-2 ini pesertanya adalah 7 tim dari Indonesia, yaitu  DKI Jakarta, Jawa Barat, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan I, dan Sumatera Selatan II dan 5 tim dari luar negeri, yaitu Prancis, Inggris, Nigeria, Malaysia, dan Singapura.
Perlombaan dibagi menjadi lima etape, yaitu : 
etape     I :    Tanjung Raya - Tebing Tinggi (40km)
etape    II :    Tebing Tinggi - Muara Kelingi (60km)
etape   III :    Muara Kelingi - Sekayu (90km)
etape   IV  :   Sekayu - Pengumbuh (90km)
etape    V :    Pengumbuh - Palembang (90km)

Tahun ini, juara umum direbut oleh tim deri negri Ratu Elizabeth atau tim Inggris

Seremonial penyerahan hadiah Musi Triboatton 2013 (Foto : ultimoparadiso.com)

=== Musi Triboatton III (2014) ===


Musi Triboatton 2014 (Grafis : sportanews.com)
Tahun ke-3 penyelenggaraan Musi Triboatton yang berlangsung pada 24 – 29 November 2014 mengambil tema “Sport, Challenge, and Tourism”.Dalam event ini juga diadakan lomba perahu bidar yang digelar untuk menghibur masyarakat “Bumi Serasan Sekate” julukan Kabupaten Musi Banyuasin

Tim Korea pada Musi Triboatton 2014 (foto : sportanews.com)

Peserta dari luar negeri yang berpartisipasi dalam
event ini, antara lain Malaysia, Singapura, Iran, Filipina, Korea, Hongkong, dan Brunei. Sedangkan dari Indonesia adalah Sumatera Selatan, Sumbar, Jambi, Riau, Aceh, Bangka-Belitung dan Jawa Barat yang akhirnya menjadi juara umum.


Video Musi Triboatton 2014 (youtube.com)

Musi Triboatton 2014 yang mengambil rute tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya, bedanya penyelenggaraan tahun ini terasa lebih istimewa, karena event ini telah resmi terdaftar dalam International Dragon Boat Federation per-tanggal 1 September 2014 dengan nomor sertifikat afiliasi 14132.

 

 ==== Musi Triboatton IV (2015) ====

 
Musi Triboatton 2015 (Grafis : kaganga.com)
Event ini masih mengambil rute yang sama dengan tahun sebelumnya, dibuka 15 Desember 2015 di Kabupaten Musi Rawas, start etape pertama pada 16 Desember di Kabupaten Empat Lawang. Terbagi menjadi lima etape dengan finish di Palembang pada 19 Desember 2015.



Musi Triboatton 2015 (Grafis : beritasatu.com)

Tahun ini, peserta luar negeri berasal dari Singapura, Malaysia, Hong Kong dan Australia Sedangkan dari dalam negeri antara lain dari Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Utara dan tuan rumah Sumatera Selatan. Untuk edisi tahun ini gelar juara umum akhirnya diraih oleh tim dari Jambi.


 Video Musi Triboatton 2015 (youtube.com)

===== International Musi Triboatton V (2016) =====

 
International Musi Triboatton 2016 (Grafis : acara-event.com)
Tahun 2016, event International Musi Triboatton yang akan diadakan tanggal 11 – 15 Mei 2016 memasuki penyelenggaraan yang kelima. Dengan rute yang relatif sama dengan tahun sebelumnya, kali ini Kabupaten Musi Banyuasin kembali menjadi tuan rumah walaupun start dimulai dari Desa Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas Kabupaten  Empat Lawang dan finishdi Kecamatan 10 Ulu, Kota Palembang. 

Siapa kira-kira tim jagoan anda?


Profil Singkat 5 Daerah Penyelenggara International Musi Troboatton  


= Kabupaten Empat Lawang =

(Grafis : wikipedia)

Nama Kabupaten Empat Lawang yang, menurut cerita rakyat berasal dari kata Empat Lawangan, yang dalam bahasa setempat berarti "Empat Pendekar (Pahlawan)". Hal tersebut karena pada zaman dahulu terdapat empat orang tokoh yang pernah memimpin daerah ini

Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati yang beribu Kota di Kec. Tebing ini mempunyai 10 kecamatan dengan Tinggi merupakan pemekaran dari kabupaten Lahat. Diresmikan pada 20 April 2007 setelah DPR menyetujui Rancangan Undang-Undangnya pada 8 Desember 2006 tentang pembentukan kabupaten Empat Lawang bersama 15 kabupaten/kota baru lainnya.

Peta Kabupaten Empat Lawang (google map)
Sebagian besar penduduk adalah Suku Lintang / Jemo Lintang (55%, bermukim di Muara Pinang, Lintang Kanan, Pendopo, Pendopo Barat, Ulu Musi, Sikap Dalam), sedangkan Suku Melayu / Tebing (25% bermukim di Tebing Tinggi & Talang Padang) & Suku Pasemah (19% bermukim di Pasemah Air Keruh), kemudian disusul dengan minoritas seperti Jawa, sunda, dll

Rumah Adat Empat Lawang (Foto : UPTD BPPIP)
Objek wisata alam unggulan didaerah ini adalah yakni curug tanjung alam yang ada di kecamatan lintang kanan, air lintang di kecamatan pendopo, yang merupakan pertemuan air bayau dan air lintang. Rumah Adat Empat Lawang, Bendungan Karang Tanding dll. (Sumber : wikipedia diolah)


== Kabupaten Musi Rawas ==


(Grafis : wikipedia)

Kabupaten Musi Rawas atau Musirawas mempunyai 14 kecamatan (pasca pemekaran Kabupaten Musi Rawas Utara). Ibukotanya saat ini berada di Muara Beliti, namun sebelum tahun 2004, ibukotanya berada di Kota Lubuklinggau.

Peta Kabupaten Musi Rawas (grafis : google map)


Seacara geografis Kabupaten Musi Rawas berbatasan dengan Jambi di Utara, Lahat di Selatan, Bengkulu dan Kota Lubuklinggau di Barat, serta Musi Banyuasin dan Muara Enim di Timur. (Sumber : wikipedia diolah)


Berikut beberapa destinasi wisata di Kabupaten Musi Rawas, yaitu
 
 
Danau Aur di Kecamatan Sumerharta  (Foto : trendezia.com)


Air Terjun Bunyi
Desa Taba Gindo, Kecamatan Selangit.

Air Terjun Kou
Desa Durian Remuk, Kecamatan Muara Beliti.

Air Terjun Menai
Desa Durian Remuk, Kecamatan Muara Beliti.

Air Terjun Panjang
Desa Durian Remuk, Kecamatan Muara Beliti

Air Terjun Rehun Tinggi
Desa Suka Raya, Kecamatan BKL Ulu Terawas.

Air Terjun Rimba
Desa Suka Raya, Kecamatan BKL Ulu Terawas.

Air Terjun Satan
Desa Muara Beliti Baru, Kecamatan Muara Beliti

Air Terjun Sri Pengantin
Desa Suka Raya, Kecamatan BKL Ulu Terawas,

Air Terjun Tiga Beradik
Desa Suka Raya, Kecamatan BKL Ulu Terawas

Bendung Bharata
Desa E Wonokerto, Kecamatan Tugumulyo.

Bendung Tingkip
Desa Purwakarya, Kecamatan Purwodadi

Bukit Batu Putih
Desa Taba Gindo, Kecamatan Selangit.

Bukit Botak
Kecamatan BKL Ulu Terawas, merupakan sebuah kawasan hutan lindung.

Bukit Cogong
Desa Sukakarya, Kecamatan Sumber Harta, merupakan kawasan hutan lindung seluas 800 Ha.

Curug Menai
Berupa air terjun yang lokasinya berada di Kecamatan Muara Beliti.

Danau Aur 
Kecamatan Sumerharta Kabupaten Musirawas

Danau Barata
Desa Sukorejo, BKL Ulu Terawas.

Danau Gegas
Desa Sugih Waras, Kec. Jayaloka, dengan panorama sekitar yang masih asli.

Danau Raya
Desa Sungai Jernih, Kecamatan Muara Rupit, 90 km dari Muara Beliti, seluas 100 Ha.

Danau Satan
Desa Air Satan, Kecamatan Muara Beliti.

Danau Sukahati
Desa Sumber Harta, Kec. BKL Ulu Terawas.

Danau Tingkip
Desa Purwakarya, Kecamatan Purwodadi.

Gua Batu Napalicin
Desa Napacilin, Kecamatan Ulu Rawas, dengan panjang 500 m, lebar 20 m, dan tinggi 15 m, di ujung gua terdapat sebuah ruangan besar.

Hutan Wisata Taman Nasional Kerinci Seblat
Kecamatan Ulu Rawas, di bagian barat kabupaten, berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Bengkulu.



=== Kabupaten Musi Banyuasin ===

 (Grafis : ppsp.nawasis)


Kabupaten Musi memiliki luas wilayah ±14.265,96 km² yang terbentang pada lokasi 1,3° - 4° LS, 103° - 105° BT. Kabupaten ini bermotto Bumi Serasan Sekate dengan ibukota Sekayu Kota Randik ("Rapi, Aman, Damai, Indah, dan Kenangan") 
(Sumber : wikipedia diolah)


Peta Kabupaten Musi Banyuasin (grafis : google map)

Berikut beberapa destinasi wisata di Kabupaten Musi Banyuasin, yaitu

Rumah Adat Musi Banyuasin (Foto : UPTD BPPIP)



Danau Ulak Lia  
Danau Ulak Lia terletak di Kelurahan Soak Baru Kecamatan Sekayu, tepatnya terletak di seberang Kota Sekayu yang berjarak ± 2,5 KM, dengan luas ± 75 Ha. Untuk mencapai lokasi Danau tersebut transfortasi cukup lancar dapat ditempuh melalui jalan darat dengan waktu tempuh ± 20 menit.
Panorama Danau ini cukup indah dikelilingi oleh pohon-pohon yang rindang dan suasana yang masih alami. Pada musim hujan Danau ini akan tampak lebih indah karena air Sungai Musi yang pasang dan menggenangi seluruh permukaan danau ini.  Danau Ulak Lia adalah objek wisata yang akan menjadi andalan Kabupaten Musi Banyuasin karena letaknya yang tidak jauh dari pusat Kota Sekayu.

DANAU KONGER
Danau Konger adalah danau yang terletak di pinggiran Desa Sungai Dua Kecamatan Sungai Keruh yang jaraknya dari Kota Sekayu ± 45 Km. Untuk mencapai Iokasi ditempuh melalui jalan darat. Nama Danau Konger diambil dari nama salah warga Negara Amerika Serikat yang bernama Mr. Congger, seorang pengusaha pengeboran minyak yang berjasa melakukan pengedaman jalan yang melintasi sungai tersebut atau semacam dataran rendah yang mengalir dan bermuara ke Danau Cala di Kecamatan Lais.
Bentuk Danau Konger dapat dikatakan berbentuk bundar dan mempunyai cabang - cabang dengan luas diperkirakan ± 100.000 m2 ( 10 Ha ) dengan lebar ±130 m2 dali panjang ± 1000 m2 dan kedalamannya bila diukur dari titik yang paling rendah ± 10 m dan airnya sepanjang tahun tidak pernah kering.

Jembatan Musi
Jembatan Musi yang terbentang di atas Sungai Musi, oleh masyarakat Sekayu dikenal dengan sebutan JM (Jembatan Musi), dibangun pada Tahun 1987 - 1988 dengan konstruksi besi baja.

Perkampungan Suku Kubu Kandang
Perkampungan Suku Kubu Kandang terletak di Desa Muara Bahar yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jambi. Perkampungan Suku Kubu Kandang tersebar di tiga lokasi yaitu Teluk Beringin, Bungkal dan Telapan. Untuk mencapai ke lokasi menggunakan speed boat
(sumber : mubasampoerna - diolah)




==== Kabupaten Banyuasin ====

(Grafis : ppsp.nawasis)



Kabupaten Banyuasin merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin yang terbentuk berdasarkan UU No. 6 Tahun 2002.

Nama kabupaten yang punya semboyan Sedulang Setudung ini berasal dari nama Sungai Banyuasin, yang melintasi wilayah kabupaten ini dan Kabupaten Musi Banyuasin. Perkataan banyuasin sendiri berasal dari istilah bahasa Jawa banyu (air) dan asin, merujuk pada kualitas air sungai tersebut yang masin rasanya, terutama ke arah pantai.

Peta Kabupaten Banyuasin (grafis : google map)

Kabupaten Banyuasin dengan motto "Bumi Sedulang Setudung dengan Ibukota Pangkalan Balai ini terbagi menjadi 19 kecamatan.
(sumber : wikipedia - diolah)



Destinasi Wisata di Kabupaten Banyuasin, antara lain

Taman Nasional Sembilang
adalah satu dari ekosistem lahan basah yang cukup penting di Indonesia. Konon, kawasan ini juga telah diakui sebagai Situs Ramsar ke 1945 (ditetapkan 6 Maret 2011) atau ke lima di Indonesia.

Taman Nasional Sembilang (Foto : pewartaekbis.com)


Selain itu, Taman Nasional Sembilang menjadi habitat bagi ribuan burung air yang bermigrasi. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika objek wisata unik ini telah ditetapkan sebagai Flyway Site Network ke-2 di Indonesia.




Monumen Front Langkan
Ikon bersejarah Kabupaten Banyuasin yang terletak di Jalan palembang - betung KM 35. Banyuasin III. Merupakan monumen peristiwa pertempuran lima hari lima malam dikota palembang tanggal 1 Januari s/d 5 Januari 1947.



===== Kota Palembang =====


(Grafis : detiksumsel.com)




Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55 km
Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 17 Juni 688 Masehi menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice of the East ("Venesia dari Timur")

(sumber : wikipedia - diolah)

Peta Kota Palembang (grafis : google map)




Peradaban Sungai Musi



Sungai Musi yang membelah Kota Pelembang menjadi dua bagian, merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera dan juga menjadi salah satu yang terpanjang Indonesia. Dengan panjang mencapai 750 km, menjadikannya sebagai urat nadi kehidupan masyarakat di sekitarnya sejak berabad-abad silam yang secara otomatis juga membentuk peradaban budaya sungai khas perairan darat di Sumatera Selatan. Sejak jaman kejayaan Kerajaan Sriwijaya, DAS Sungai Musi telah menjadi jalur penting perdagangan, distribusi dan mobilisasi barang dan manusia, salah satu buktinya adalah keberadaan Benteng Kuto Besak yang dibangun disalah satu sisi tepian Sungai Musi. Begitu juga dengan keberadaan berbagai destinasi di Pulau Kemaro yang menyimpan catatan sejarah dan kisah yang telah melegenda.   Di era Palembang modern, sejak diatasnya dibangun Jembatan Ampera, salah satu landmark Kota Palembang yang paling terkenal, semakin menguatkan potensi ekonomi khususnya pariwisata di sekitar Sungai Musi. Berbagai kegiatan ekonomi masyarakat banyak tumbuh di sepanjang DAS Sungai Musi.
          
Rumah Limas
Rumah Limas merupakan rumah tradisional khas Sumatera Selatan berarsitektur panggung dengan atap berbentuk limas dengan bahan baku pembuatan dari kayu. Rumah limas sangat unik, baik dari segi filosofi maupun bentuk fisiknya. Salah satunya adalah bahan kayu yang dipakai untuk pembuatan rumah yang rata-rata sudah sangat langka dan dibeda-bedakan sesuai peruntukannya. Kayu tembesu hanya digunakan untuk membuat dinding, lantai, serta pintu. Untuk tiang rumah, pada umumnya menggunakan kayu unglen yang tahan air (mungkin sejenis kayu ulin/kayu besi dari hutan Kalimantan) dan kayu Seru dipakai untuk rangka rumah. Kayu seru sengaja tidak digunakan untuk bagian bawah Rumah Limas, sebab kayu Seru dalam kebudayaannya dilarang untuk diinjak atau dilangkahi.  Rumah Limas sangat luas (400-1000 m2) dan seringkali di pakai untuk tempat hajatan atau acara adat. Luas rumah limas dari. Jika penasaran langsung saja meluncur ke Rumah Limas milik keluarga Bayuki Wahab di Jl. Mayor Ruslan dan Hasyim Ning di Jl. Pulo, 24 Ilir, Palembang.
 


Pusat KerajinanTenun/Siwet Songket Palembang
Tenun/Siwet Songket Palembang merupakan kerajinan tradisional khas dari masyarakat Palembang yang umumnya dihasilkan dari industri rumah tangga. Songket adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan (inlay weaving system), yaitu dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsin. Tenun ini memiliki berbagai motif, seperti: lepus, jando beraes, bunga inten, tretes midar, pulir biru, kembang suku hijau, bungo cino, bunga pacik, dan lain-lain.
Tenun songket umumnya dipakai kaum wanita dalam upacara-upacara perkawinan, resepsi-resepsi resmi, dan acara-acara adat. Songket yang dikenakan seseorang akan menunjukkan status sosial pemakainya.
Untuk melihat dari dekat prosesnya, bisa langsung meluncur ke Pusat pengrajin Tenun Songket Palembang di Kawasan Industri Songket Kelurahan 30 – 32, Kecamatan Ilir Barat, Kota Palembang.

Masih banyak destinasi wisata Palembang yang menarik! Lebih lengkap silakan cek di Kalbuning Manah Hati




Strong Point

Penyelenggaraan “Jelajah Musi Triboatton” atau International Musi Triboatton merupakan bentuk kejelian sekaligus kecerdasan pemangku kebijakan dan pelaku pariwisata di bumi Sriwijaya untuk mengembalikan kejayaan sungai beserta atribut budaya dan fragmentasi alam yang melengkapinya.  

Sungai sebagai pusat peradaban, jalur perdagangan dan transportasi masa tertua didunia, sejauh ini lebih sering dipandang sebelah mata! Pembangunan yang secara umum lebih memprioritaskan prasarana jalur darat (yang dianggap lebih modern, efektif dan efisien) mengakibatkan sungai dan peran sentralnya semakin terpinggirkan dari waktu ke waktu.

Mengangkat derajat sungai melalui penyelenggaraan “Jelajah Musi Triboatton” atau International Musi Triboatton tidak hanya akan mengembalikan kejayaan sungai, tapi juga akan mengangkat perekonomian masyarakat sekitar yang biasanya ikut terpinggirkan kebijakan, melestarikan keberadaan sungai dengan melibatkan masyarakat secara langsung untuk kembali mencintai dan menjaga ekosistemnya sehingga  keseimbangan alam akan lebih terkendali dan budaya sungai sebagai salah satu budaya luhur dari nenek dan kakek moyang kita tidak hanya menjadi cerita untuk anak cucu kita!
Selamat untuk Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan  dan semua pihak yang telah berhasil mewujudkan mimpi besarnya untuk mengembalikan kejayaan sungai di tanah air Indonesia! Semoga bisa menjadi inspirasi hebat untuk daerah lain di Indonesia.
Selamat dan sukses untuk event International Musi Triboatton! 
Semoga kita bisa bersua di Palembang Djaya! Wong Kito Galo....


PETA SUMATERA SELATAN