Kamis, 30 Agustus 2018

Asian Games 2018, Katalisator Strategis Menuju Indonesia Maju

Asian Games 2018, Jakarta-Palembang (Grafis : breakingnews.co.id)

Etalase Menuju Indonesia Maju !

Pesta olahraga bangsa-bangsa Asia, ASIAN GAMES ke-18 di Jakarta-Palembang akan berakhir dalam tiga hari kedepan. Pesta olahraga terbesar ke-dua di dunia setelah Olimpiade yang pada edisi kali ini mengambil tema Energy of Asia itu, benar-benar berhasil menebarkan pesona Indonesia sebagai Energy of Asia yang sebenarnya! 

Pesona Indonesia sebagai Energy of Asia, ditandai dengan sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi yang semakin tampak di depan mata. Dimulai dari Opening Ceremony yang megah, sakral dan full colour menjadikan acara pembuka yang mengambil tema unity in diversity ini sebagai trending topic dunia. Ini penting! Artinya, misi look at me Indonesia melalui Opening Ceremony benar-benar bisa menarik perhatian dunia.



Bagi Indonesia, event Asian Games 2018 layaknya nyala suar di langit malam yang bisa menebarkan gempita Energy of Asia ke seluruh dunia dan hasilnya, dunia memang benar-benar terpana mendapati wajah asli Indonesia yang berbudaya, penuh cinta dan pernuh warna.

Itulah Indonesia, inspirasi Energy of Asia! Energi persaudaraan, perdamaian dan persatuan bangsa-bangsa Asia yang saat ini dipertemukan dan dipersatukan melalui event olahraga dengan label ASIAN GAMES 2018.

Untuk sukses prestasi, tanda-tandanya semakin jelas ketika cabang Pencak Silat mulai memasuki babak final! Diluar dugaan, 14 tambahan medali emas dari Silat melambungkan posisi Indonesia di urutan ke-4 klasemen sementara. Artinya, target emas sudah jauh terlampaui…

Ada lagi? Masih banyak...

Sebenarnya, bukan hanya itu yang didapat Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 dan Indonesia menyadari betul keuntungan besar yang akan di dapat jika bisa mengambil peran sebagai tuan rumah penyelenggara Asian Games edisi ke-XVIII ini. Tidak hanya pembinaan bidang  olahraga saja, tetapi juga semangat persatuan dan kesatuan, pembangunan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan pariwisata, konservasi flora dan fauna serta yang lainnya. Berikut ini rinciannya,  

Peta Republik Indonesia (grafis : nkriweb.blogspot.com)


- Katalisator Persatuan dan Kesatuan Bangsa -

Bangsa dan Negara Indonesia merupakan sebuah analogi dari badan atau tubuh kita. Jika ada bagian tubuh kita yang sakit, maka bagian tubuh yang lain juga akan ikut merasakan sakit berikut dampaknya. Begitu pula sebaliknya, jika ada bagian tubuh kita yang merasakan nikmat, maka tubuh yang lain juga ikut merasakan nikmat. 
Gaung Asian Games di Daerah

Itu juga yang saat ini sedang terjadi! Disaat Kota Jakarta dan Palembang atas nama Indonesia dipercaya menjadi venue dari pesta olahraga bangsa-bangsa Asia yang ke-18. Semua daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang jaraknya ribuan kilometer dari Jakarta maupun Palembang juga ikut merasakan semaraknya euforia Energy of Asia, energi persaudaraan, perdamaian dan persatuan bangsa-bangsa Asia yang dipertemukan dan diimplementasikan melalui event olahraga dengan label ASIAN GAMES 2018. 

Langkah riil pemerintah untuk menggaungkan gelora pesta olahraga bangsa-bangsa Asia ini lebih menggema ke seluruh pelosok tanah air adalah, adanya mandat dari Presiden Joko Widodo kepada beberapa kementerian, salah satunya Kemenkominfo untuk menjaring sebanyak mungkin pemuda dan pemudi dari seluruh pelosok nusantara melalui berbagai lomba berbasis kreatifitas. Mereka dengan kemampuan kreatifitas di bidangnya masing-masing, di ajak bergabung untuk menggemakan gaung Asian Games ke seluruh pelosok Indonesia dan dunia. 

Melibatkan putra-putri terbaik bangsa yang datang dari seluruh pelosok nusantara dalam upaya menggemakan Asian Games ini merupakan ide cerdas sekaligus langkah strategis yang paling tepat, selain menjadi representasi daerah asal mereka tentunya lebih paham teknis dan strategi yang paling dibutuhkan untuk menggemakan Asian Games di daerahnya masing-masing. Sehingga seluruh rakyat Indonesia nantinya mempunyai sense of belonging yang sama terhadap event Asian Games 2018. Disinilah, Asian Games berperan besar menjadi katalisator persatuan dan kesatuan bangsa sebesar indonesia.


Saya dan tim writingthon saat Opening Ceremony Asian Games 2018 (Foto : Sarif Hidayat)
-- Katalisator Pembangunan infrastruktur --
Sejak ditunjuk sebagai tuan rumah oleh Komite Olimpiade Asia pada September 2014, pemerintah secara serius langsung tancap gas mempersiapkan melengkapi serta menyempurnakan berbagai infrastruktur yang diperlukan guna pelaksanaan Asian Games yang tersebar di tiga Propinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Selatan. 

Pemerintah menunjuk Kementerian PUPR untuk mengerjakan pembangunan/renovasi sarana dan prasarana pertandingan cabang olehraga beserta infrastruktur pendukung event Asian Games.


Gelora Bung Karno (Grafis/Foto : @KemenPUPR)
Saat ini di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan terdapat 14 venue hasil dibangun/direnovasi, dengan 7 paket pekerjaan yang mencakup Stadion Utama (AG 1), Fasilitas Latihan (AG 2), Stadion Renang (AG 3), Lapangan Hoki, Panahan dan Sepakbola ABC (AG 4), Istora Senayan (AG 5), Stadion Tenis Indoor dan Outdoor (AG 6), serta Stadion Madya, Gedung Basket, Lapangan Softball dan Baseball (AG 7).

Kegiatan penataan kawasan GBK merupakan upaya menata dan membangun kembali “kejayaan” kawasan GBK sebagai warisan utama Ruang Terbuka Hijau dan Kawasan Olahraga Kota Jakarta. Upaya ini dicapai dengan langkah-langkah untuk mewujudkan peningkatan kualitas fungsi, kualitas visual, dan kualitas lingkungan komponen-komponen pembentuk Kawasan Gelora Bung Karno. Menurut Presiden Joko Widodo, "Kita membangun infrastruktur itu untuk kepentingan kemajuan bangsa kita di masa depan.”



Superstore Asian Games 2018 menjual pernik karya anak bangsa (Foto : @kaekaha)

--- Katalisator Pertumbuhan ekonomi & Pariwisata ---

Menurut Ketua KADIN Rosan P. Roeslani, Asian Games 2018 sangat mendukung perkembangan iklim usaha di Indonesia, karena semua terlibat! Mulai dari perusahaan kecil sampai besar terlibat. Hal ini tentunya akan mendorong daya beli/konsumsi di masyarakat Indonesia dan akan berdampak sangat signifikan pada pertumbuhan ekonomi, termasuk juga mendorong terciptanya lapangan kerja baru.

Menurut Bappenas, Total dampak langsung Asian Games terhadap perekonomian DKI Jakarta mencapai Rp22 triliun yang terdiri dari investasi kontruksi Rp13,7 triliun, operasionalisasi penyelenggaraan Rp. 5,8 triliun dan pengeluaran pengunjung Rp. 2,6 triliun.

Antusias masyarakat membeli souvenir produk anak bangsa (Foto : @kaekaha)

Sedangkan, total dampak langsung terhadap perekonomian Sumatera Selatan mencapai Rp18,5 triliun yang terdiri dari investasi kontruksi Rp15,4 triliun, operasionalisasi penyelenggaraan Rp2,1 triliun dan pengeluaran pengunjung Rp968 miliar. Bappenas memproyeksikan pengunjung yang hadir ke Palembang selama kegiatan Asian Games dapat mencapai 175.029 orang yang terdiri atas 66.029 wisatawan mancanegara dan 108.999 wisatawan nusantara.

Perhitungan ala Bappenas diatas, memang bersifat prediktif. Tapi, kalau berkaca pada pengalaman faktual dari keberhasilan Thailand dan Korea Selatan yang berhasil mendapatkan surplus pasca menjadi tuan rumah event Asian Games 1998 dan 2002, sepertinya bukan hal yang mustahil Indonesia memang benar-benar bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal, seperti Thailand dan Korea Selatan yang masing-masing mendapatkan surplus 300 dan 670 miliar. Wooow!

Infrastruktur dibangun untuk kemajuan bangsa kita (Grafis : @kemenPUPR)

Khusus untuk Indonesia, pemerintah harus bisa memastikan bahwa belanja modal untuk Asian Games 2018 benar-benar “berposisi” sebagai investasi yang memberikan keuntungan untuk jangka panjang. Jangan sampai berbagai infrastruktur yang telah dibangun, pasca Asian Games 2018 terbengkalai tidak terurus.

Mengenai krisis yang dialami Brazil dan Yunani pasca menjadi tuan rumah Olimpiade, memang tidak serta merta juga menjadi mimpi buruk bagi Indonesia. Penjelasan yang mungkin masuk akal adalah Pondasi ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih kuat dan aman bila dibandingkan dengan Yunani tahun 2004, karena rasio utang dengan PDB Indonesia jauh lebih baik. Selain itu, pemerintahan Indonesia saat ini juga tidak mengalami krisis kepercayaan seperti yang dialami Brazil sesaat sebelum menjadi host event. Bahkan dari euforia yang muncul di masyarakat, menegaskan dukungan kuat untuk pemerintah dalam upayanya menjadi tuan rumah Asian Games 2018.


---- Katalisator Strategis Menuju Indonesia Maju ----

Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menjadi “pelaksana” penyelenggaraan Asian Games 2018, telah memulai mempersiapkan ubarampe penyelenggaraan Asian Games edisi ke-18 ini sejak tahun 2015 seiring dengan tahapan kebijakan tahun pertama duet pemerintahan “Jokwi-JK”  untuk meletakkan pondasi pembangunan nasional yang kokoh melalui transformasi fundamental perekonomian dan meletakkan kembali paradigma Indonesia-sentris, yaitu pembangunan secara menyeluruh di seluruh pelosok tanah air.

Rencana Penampakan Stadion Papua Bangkit Bukti Pembangunan Indonesia Sentris
(Grafis/Foto : skyscrapercity.com)

Pada tahun kedua, pemerintah mendorong percepatan pembangunan nasional, baik pembangunan infrastruktur fisik, peningkatan daya saing dalam mengejar ketertinggalan dengan negara lain, maupun melakukan percepatan deregulasi ekonomi melalui berbagai Paket Kebijakan.

Tahun ketiga, difokuskan pada pemerataan bagi seluruh rakyat Indonesia. Memasuki tahun keempat fokus pada penguatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan pondasi yang sudah dibangun sejak awal pemerintahan.


Kemegahan Opening Ceremony  (Foto: Antara/INASGOC/M Agung Rajasa)

----- Katalisator Perdamaian Dunia -----

Bagi Indonesia, event Asian Games 2018 Jakarta-Palembang layaknya nyala suar di langit malam yang bisa menebarkan pesan look at me! Energy of Asia ke seluruh dunia.  Sebagai event olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade, Asian Games berpotensi menjadi magnet yang kuat untuk menarik perhatian dunia. 

Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini, Indonesia melalui INASGOC menerjemahkan secara cerdas  kesempatan langka ini dengan dahsyatnya kemegahan artistik Opening Ceremony yang benar-benar menjadi trending topic dunia. 
Defile kontingen Taiwan (Foto : INASGOC/Jefri Tarigan)

Dunia benar-benar melihat Indonesia, dalam bentuk aslinya yang penuh dengan warna keberagaman tapi tetap bisa hidup damai dalam satu ikatan yang menginspirasi Asia dan Dunia! Inilah Indonesia! Inilah Energy of Asia yang sesungguhnya.

Fakta keragaman dan kedamaian Indonesia yang menjadi inspirasi utama tagline ”Energy of Asia”, merupakan soft power diplomacy Indonesia sebagai negara yang mempunyai haluan politik luar negeri “bebas aktif”, termasuk berinisiatif untuk ikut menjaga perdamaian dunia, khususnya  melalui event olahraga.
Defile kontingen Korea (Foto : inilah.com)

Hasilnya, cukup mengejutkan! Saat defile atau pawai atlit beserta oficial, salah satu moment paling menarik perhatian adalah munculnya kontingen Korea tanpa embel-embel Selatan/Utara. Mereka berjalan bersama dengan memakai seragam dan bendera yang sama. Ini baru terjadi di Indonesia.






Rabu, 29 Agustus 2018

Ketika Ampar-Ampar Pisang Menggema di Gelora Bung Karno



Perhelatan pesta olahraga bangsa-bangsa Asia, ASIAN GAMES ke-18 yang diselenggarakan di Jakarta-Palembang telah memasuki paruh waktu ke-dua. Pesta olahraga terbesar ke-dua di dunia setelah Olimpiade yang kali ini mengambil tema Energy of Asia ini, benar-benar menebarkan pesona Indonesia sebagai energi Asia yang sebenarnya! 

Sampai hari ini, dahsyatnya suguhan Opening Ceremony yang berlangsung di Gelora Bung Karno pada tanggal 18-8-2018 yang lalu, masih menjadi buah bibir baik di dalam maupun di luar negeri. Upacara pembukaan yang mengambil tema Unity in Diversity yang tidak lain merupakan terjemahan dari Bhinneka Tunggal Ika itu, rupanya sukses mencuri perhatian khalayak tidak hanya di dalam negeri saja, tapi juga masyarakat dunia internasional.

Menurut INASGOC  (Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee), panitia lokal Asian Games 2018, total broadcast dan media asing yang terdaftar di panitia untuk meliput Asian Games termasuk pada malam Opening Ceremony adalah sekitar 11.000 orang. Mereka berasal dari berbagai media dan broadcaster mainstream yang tersebar di seluruh dunia, seperti BeIn Sport, FOX, Reuters, CNN, Straight Times dll. Merekalah yang menyebarkan berita dahsyatnya kemegahan Opening Ceremony ASIAN GAMES 2018 ke seluruh pelosok dunia.

Selain itu, data sahih yang secara resmi dirilis oleh Twitter Indonesia menyebutkan, tercatat ada satu juta tweet yang menyertakan tagar #OpeningCeremonyAsianGames2018 dalam tempo kurang dari satu hari saja, sekaligus menjadikan tagar tersebut sebagai trending topic dunia. Selain itu, Twitter Indonesia juga merilis peta sebaran percakapan di Twitter terkait acara pembukaan Asian Games 2018 yang ternyata tidak hanya di seputar Indonesia dan Benua Asia saja, tapi juga menyebar sampai ke pelosok berbagai negara di benua Australia, Eropa, Amerika dan Afrika. 

Fakta-fakta diatas “hanya” sebagian kecil dari fakta riil dilapangan. Bahkan dari media sosial, sample data hanya diambil dari Twitter saja, belum merambah ke media sosial mainstream lainnya seperti Facebook, Instagram, You Tube,  G+,  LINE dan yang lainnya. Setidaknya, dari data diatas kita bisa melihat “tanda-tanda awal” dari keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah ASIAN GAMES 2018, sekaligus menahbiskan target kesuksesan sebagai penyelenggara.   

Memang tidak bisa dipungkiri, kemegahan artistik Opening Ceremony yang diramu dari eksotika berbagai produk budaya traditional khas Indonesia yang dikemas secara cerdas dan berkelas international oleh anak-anak bangsa yang tercatat sebagai profesional di bidangnya masing-masing ini membuat Opening Ceremony tampak lebih “berwarna” dan hebatnya mampu merubah sebuah tradisi dalam sebuah acara Opening Ceremony gelaran pesta olahraga akbar.

Jika biasanya, defile atlit dan official dari semua negara peserta yang menjadi daya tarik utama sebuah opening ceremony,  khusus di ASIAN GAMES  ke-18 ini beda! Di sini, daya tarik utama bergeser pada penampilan atraktif ribuan penari yang menampilkan atraksi kolosal yang diiringi berbagai lagu daerah secara medley yang dipadu dengan tata panggung serta atraksi kembang api (flare) yang semakin membuat suasana semakin meriah dan full artistik. Segmen inilah yang diyakini banyak pihak menjadi “kunci” pembuka dari kemegahan Opening Ceremony ASIAN GAMES 2018, Jakarta-Palembang.

Tema Opening Ceremony : Unity in Diversity dan tema Asian Games : Energy of Asia, benar-benar diterjemahkan secara brilian di atas panggung raksasa di dalam Stadion Gelora Bung Karno, selama hampir tiga jam.

Dari tema Unity in Diversity, muncul desain panggung yang “Indonesia banget!” Diorama pegunungan berikut terasering sawah dan tampias air terjun cantik yang hijau segar, semakin dramatis ketika di kombinasikan dengan teatrikal pencahayaan yang eksotis. Fragmen ini mengingatkan kita pada “Indonesia”! Puluhan ribu pulau, laut yang kaya, ratusan etnis dan bahasa serta banyaknya agama yang diakui, semuanya dirajut oleh semangat kebersamaan dalam spirit Unity in Diversity alias Bhinneka Tunggal Ika.

Sampai saat ini, Indonesia tetap menjadi contoh terbaik bagi dunia, bagaimana keragaman serta kemajemukan sebuah bangsa justeru menjadi pengikat dan pemersatu yang kuat. Kita patut bangga menjadi Bangsa Indonesia, karena bukan persamaan yang membuat kita besar tetapi justeru perbedaanlah yang mebuat kita kuat dan tahan banting. Inilah Indonesia! Inilah kekuatan dahsyat Energy of Asia yang sebenarnya yang suatu saat nanti akan mengguncang dunia.

Tarian kolosal Ratoeh Jaro, tarian tradisional penggugah semangat dari bumi Serambi Mekah, Aceh yang merupakan merupakan modifikasi penggabungan beberapa jenis tarian khas Aceh seperti tari Saman, Ratoeh Doek, Loloek Puloe, Ratep Meuseukat dan Ratu Bantai dipilih oleh duo koreografer andal Denny Malik dan Eko Suprianto sebagai “magnet” untuk membuka penyambutan kedatangan para tamu kehormatan.

Kekompakan, konfigurasi gerak dan kostum para penari yang memunculkan berbagai penampakan konfigurasi unik dalam bentuk gradasi warna maupun gradasi tekstur aneka bentuk berhasil mengundang decak kagum para penonton yang secara spontan menjadikan Gelora Bung Karno kembali bergemuruh.

Menariknya, dalam sajian budaya yang masuk dalam segmen upacara selamat datang ini, dua dari beberapa lagu yang menjadi pengiring ribuan penari itu adalah Ampar-Ampar Pisang dan Paris Barantai, dua lagu daerah Banua Kalimantan Selatan. Saking bangganya mendengar lagu daerah Banua menggema di Gelora Bung Karno yang sedang dalam puncak euforia dan tersiar secara langsung ke seluruh dunia, membuat saya yang saat itu menyaksikan secara langsung moment bersejarah di Gelora Bung Karno merasa merinding.
Tiket masuk Opening Ceremony Asian Games 2018 (Foto : @kaekaha)


Kejutan demi kejutan menghibur terus mengalir pada rangkaian Opening Ceremony ini, salah satunya adalah penampilan menghibur fragmentasi perjalanan Presiden Joko Widodo menghadiri Opening Ceremony yang dimulai dari istana Bogor untuk membuka secara resmi ASIAN GAMES 2018. 

Kejutan berikutnya muncul saat defile atau pawai atlit beserta oficial yang berjalan diantara konfigurasi para penari yang membentuk liukan jalan sambil terus bergoyang mengikuti irama. Salah satu moment paling menarik perhatian adalah munculnya kontingen Korea tanpa embel-embel Selatan/Utara. Mereka berjalan bersama dengan memakai seragam dan bendera yang sama. Moment ini menunjukkan kuatnya soft power diplomacy Indonesia sebagai negara merdeka yang mempunyai haluan politik luar negeri “bebas aktif”, termasuk berinisiatif untuk ikut menjaga perdamaian dunia melalui event olahraga.
Siap-siap menunggu opening Ceremony di GBK (Foto : Sarif Hidayat)

Saya benar-benar beruntung menjadi salah satu dari sekian puluh ribu pasang mata yang bisa melihat secara langsung opening ceremony Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno pada tanggal 18-8-2018 lalu, berkat undangan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi yang diberi mandat oleh Presiden Joko Widodo untuk menyelenggarakan berbagai lomba berbasis kreatifitas, edukatif dan bermanfaat dengan tujuan untuk menjaring sebanyak-banyaknya pemuda-pemudi dari seluruh pelosok Indonesia untuk bergabung bersama menggaungkan gema event Asian Games 2018 Jakarta-Palembang keseluruh pelosok Indonesia melalui keahlianya masing-masing. Lomba-lomba tersebut diantaranya adalah  Writingthon, Duta Suporter, Dance Pesta Rakyat, Virtual Run, Lomba Gapura, Lomba Video Kreatif, Foto online dll.
Banner lomba Writingthon Asian Games 2018

Alhamdulillah, saya bersama seorang mahasiswi Fakultas Hukum ULM. Nagawati Limantara terpilih mewakili Kalimantan Selatan melalui jalur lomba Writingthon, yaitu lomba menulis secara marathon untuk blogger dan Pelajar/Mahasiswa yang karyannya langsung dibukukan. 


Artikel ini juga bisa dibaca di sini

Kamis, 16 Agustus 2018

Writingthon, Kolaboraksi Dahsyat Untuk Meledakkan Gaung Asian Games



Menyemarakkan Asian Games 2018 melalui Writing Marathon

Perhelatan akbar olahraga terbesar se-Asia akan diselenggarakan di Indonesia yang akan dibuka secara resmi pada 18 Agustus 2018 mendatang. Semangat merah putih dan dukungan masyarakat Indonesia sangat terlihat dalam menyambut Asian Games 2018 ini. Dalam menyemarakkan Asian Games 2018, Presiden Joko Widodo mengharapkan agar semangat Asian Games 2018 dapat digaungkan hingga ke pelosok negeri. Di ibukota, semangat ini dapat terlihat jelas di sepanjang jalan yang dipenuhi dengan spanduk dan banner dukung bersama Asian Games 2018. 

Asian Games 2018 juga disemarakkan oleh setiap masyarakat Indonesia, seperti 68 orang blogger dan pelajar/mahasiswa dari perwakilan 34 provinsi di Indonesia yang menyemarakkan Asian Games 2018 bersama melalui  kegiatan Writing Marathone (Writingthon) Asian Games 2018. Kegiatan Writingthon ini diselenggarakan oleh Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) dan Bitread yang terinspirasi dari sebuah acara kepenulisan yaitu Hackaton (Hacking-Marathon). Blogger dan pelajar/mahasiswa yang terpilih mewakili setiap provinsi untuk mengikuti kompetisi menulis terlebih dahulu sebelum mengikuti karantina Writingthon Asian Games 2018. Blogger dan pelajar/mahasiswa dengan tulisan terbaik dari setiap provinsi diundang untuk mengikuti karantina Writingthon Asian Games 2018 yang bertempatkan di Hotel Millenium, Jakarta sejak 15 Agustus hingga 19 Agustus 2018. Writingthon Asian Games 2018 ini memiliki luaran berupa buku mengenai Asian Games 2018 yang disusun secara kolektif oleh para peserta. 

Selain melalui tulisan, para blogger dan pelajar/mahasiswa juga menyemarakkan Asian Games 2018 melalui akun media sosial mereka, dengan demikian baik Asian Games 2018 dan Writingthon Asian Games 2018 dapat menginspirasi setiap orang untuk bangga sebagai bangsa Indonesia. Menjadi harapan besar bagi setiap peserta bahwa tulisan yang disumbangkannya akan menjadi bukti sejarah pesta olahraga terbesar kedua di dunia yang diadakan di Indonesia. Rasa bangga menyambut Asian Games 2018 ini harus terus dipupuk, dan melalui sebuah tulisan begitulah cara blogger dan pelajar/mahasiswa itu menyemarakkan Asian Games 2018. 


Berjuang Seperti Halnya Atlit Asian Games dengan Virtual Run

Perhelatan event olahraga terbesar se asia sebantar lagi akan segera dibuka pada tanggal 18 Agustus 2018 mendatang, banyak sekali evoria dan semangat dari seluruh rakyat indonesia dalam menyambut pesta akbar olahraga se asia ini. Mulai dari kampanye di media digital hingga karya moral kreatif yang dibuat di seluruh penjuru kota di indonesia. Dalam semarak dukung bersama ini banyak kalangan masyarakat menyambut event dengan penuh suka cita, banyak sekali program dari beberapa pihak untuk menyukseskan Asian Games 2018 ini. Dari beberapa event yang yang diselenggarakan yang sangat menarik ialah virtual run. Virtual run adalah sebuah program berlari dengan jarak yang sudah ditentukan oleh pihak panitia kemudian kita berlari dari daerah tempat asal kita dengan menggunakan aplikasi pengukur jarak dan waktu.

Menurut saya program virtual run ini sangat positif sekali membantu mengampanyekan  program dukung bersama kepada seluruh masyarakat daerah tempat tinggal karena selain untuk memberikan dukungan bersama kepada seluruh kontingen indonesia kita juga bisa menebarkan virus berolahraga kepada seluruh masyarakat untuk lebih bisa hidup sehat. Dengan melakukan program Virtual run sebagai bentuk dukung bersama di event asian games kita juga bisa merasakan sensasi berjuang seperti halnya atlet yang akan tanding di event Asian Games.

Virtual run sendiri pun dapat dilakukan dimanapun dan kapan pun sehingga kita bisa menjadwal pola hidup yang lebih sehat sekaligus menjadi motivasi diri kita untuk selalu berolahraga mencapai target yang ditetepakan oleh panitia. Harapanya dengan mengikuti program virtual run ini bisa memompa semangat para atlet yang akan berjibaku dalam merebutkan medali di asian games 2018.


 
 “ Cenderawasih Pucuk dari Ujung Timur “

Menyambut pesta olahraga terbesar asia yang bertempat di Jakarta –palembang tertanggal 18 Agustus 2018  -  02 september 2018,banyak sekali pesiapan- persiapan yang pastinya telah dimulai dari panitia,peserta dan lebih lagi kepada setiap atli-atlit Indonesia,unuk menyemarakan pesta tersebut ada beberapa panitia yang telah membuat Lomba menulis dengan tema yang sudah di siapkan panitia peserta yang terdaftar antara lain Blogger serta writingthon kategori pelajar/Mahasiswa.

Salah satu peserta yang lolos Writingthon kategori pelajar/mahasiswa adalah Mahasiswi yang berasal dari kota study Denpasar-Bali , bernama Natalia Tabuni namun dia adalah Seorang putri dari ujung bumi Cenderawasih pulau di mana sang surya memancarkan cahayanya dengan malu di pagi hari , Bumi Cendarawih Papua.Awal mengikuti Lomba dia sempat berpikir d benaknya ‘dari sekian banyak peserta writingthon apakah akan ada nama saya ?’

 Awal mendengar tema ini ( SAYA BANGGA INDONESIA SEBAGAI TUAN RUMAH ASIAN GAMES ) dia sangat senang karena dia sangat menyukai olahraga khususnya Rugby,Futsall dan tradisional dancing of papuan people  itu semua dilakukannya di selah-selah kesibukan kuliahnya.

Natalia dan beberapa teman-temannya  adalah seorang pemain Rugby Cewe pertama mewakili provinsi bali,di selah selah kesehariannya dia juga sering bermain futsal,dan latihan menari. Tanpa lama berfikir panjang dia memutuskan untuk mengikuti lomba writingthon ,setelah selesai dari satu paragraph ke paragraph lain , dia pun mengirimkan kembali hasilnya ke pada panitia melalui email miliknya.beberapa haripun berlalu , dia mendapat email balasan dari panitia bahawa dirinya telah lolos dalam kategori pelajar/mahasiswa,,dia mengikuti semua persyaratan dari pania untuk mengisi berbagai form untuk mengikuti kegitan beberapa hari di Jakarta,dan tepat pada tanggal 15 august 2018  kemarin dia dan beberapa teman-teman berbeda provinsipun tiba di Jakarta berkat Kominfo dan Bitread.

Ps: kepada mereka yang berkulit hitam dan kerting rambut yang turut ikut ambil bagian dalam pesta olahraga se-Asian , Ciptakan segala permainan  cantikmu agar ada rasa kebanggan tersendiri bagi kami di ujung bumi cenderawasih,agar kelak menjadi cerita bagi anak cucu Masyarakat kami tercinta   Papua.

“HITAM BUKAN KELAM , KERITING BUKAN RUSAK,TAPI HITAM DAN KERITING ADLAAH MARTABATKU” (Mansar Hugo Warami) .


Writingthon, Kolaboraksi Dahsyat Untuk Meledakkan Gaung Asian Games 

Perjalanan Writingthon Asian Games 2018 hampir mendekati titik kulminasi,  gairah untuk menulis tema-tema dengan ¬angle terbaik menjadi motor penggerak terdahsyat bagi semua peserta yang datang dari seluruh penjuru Indonesia.

Event writingthon,  meskipun bukan sebuah ide yang original dari sisi “marathon-nya”, Dari sisi teknis penulisan, proses pengayaan materi yang melibatkan banyak orang dan adanya pressing time tetap saja memberikan atmosfer baru yang akan memperkaya “seni” penulisan bagi para writer  kedepannya. Bisa jadi, tren “writingthon” ini akan menjadi sebuah role model kompetisi menulis paling rame dan heboh di Indonesia bahkan mungkin dunia.

Khusus untuk event  writingthon Asian Games 2018 ini, keseruannya semakin tampak luar biasa karena materi peserta yang berasal dari semua propinsi di Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke semua ada. Keren kan! Dari wilayah barat Indonesia, ada Ammar dari Bangka Belitung, dan Syarif Hidayat dari Ngayogyokarto Hadiningrat, dari Tengah Indonesia ada Kartika Eka dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan dari Timur Indonesia ada Talia dari Papua, negeri eksotis yang kaya dengan potensi alam.

Event writingthon Asian Games 2018 memang digagas untuk semakin menggaungkan gelaran pesta  olahraga bangsa-bangsa Asia ke 18  alias Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang.

Disini di arena writingthon semua ide dan gagasan terbaik anak-anak bangsa dari seluruh penjuru Nusantara untuk dukungbersama Asian Games bisa bertemu dan dikolabarasikan menjadi sebentuk amunisi terbaik yang bisa “meledakkan” gaung Asian Games lebih dahsyat ke segala penjuru dunia!   
Penulis : 
Muhammad Ammar Hidayahtulloh
Sarif Hidayat
Kartika Eka Hendarwanto
Natalia Tabuni