Minggu, 05 Oktober 2014

Memaksimalkan Kepintaran Si Listrik Pintar


Bagi saya pribadi, program listrik pintar PLN merupakan sebuah lompatan ide berbasis teknologi yang cukup brilliant. Plus dan minus yang menyertai dalam proses perjalanannya adalah hal biasa dalam upaya perbaikan yang berkelanjutan. Dalam postingan blog ini, saya ingin menuangkan ide-ide segar yang sebenarnya adalah angan-angan tanpa batas yang mudah-mudahan suatu saat nanti bisa diwujudkan oleh PLN.
Meter listrik prabayar kalau diperhatikan mempunyai bagian-bagian layaknya handphone generasi pertama ada layar dan keypad yang fungsinya pun kurang lebih sama. Bedanya, keypad pada meter listrik tidak atau belum dilengkapi dengan fungsi huruf, hanya fungsi numeric saja dan meskipun dilayar tampak ada gambar  sinyal, tapi sepertinya sinyal tersebut fungsinya hanya sebatas untuk one way connection dengan server PLN saja yang mungkin fungsinya untuk memantau dan mendeteksi dari kejauhan data-data kelistrikan masing-masing pelanggan oleh operator internal PLN.  Dari sinilah, titik awal ide saya muncul. Logika sederhana saya mengatakan, dengan fitur alat yang fungsinya hampir sama dengan handphone, mustinya fungsi meter listrik prabayar kedepan bisa di kembangkan lagi lebih jauh menjadi alat yang multifungsi dan serbaguna yang bisa memberi manfaat lebih bagi PLN sendiri maupun pelanggan, Agar lebih mudah membaca kerangka berpikir saya yang sederhana ini, ide pengembangannya saya bagi menjadi beberapa bagian (saya beri istilah RING) sesuai dengan skala prioritas kepentingannya.
RING 1. (Fitur primer yang berhubungan langsung dengan PLN)
Untuk Ring 1 ini, saya berangan-angan nantinya untuk menghubungi operator PLN dengan tujuan/urusan  apapun yang masih berhubungan dengan masalah kelistrikan, kita tinggal pencet tombol angka tertentu sebagai kode tujuan menghubungi operator. Misalkan tombol angka 1 merupakan induk dari layanan keluhan dan pengaduan konsumen, angka 2 merupakan induk layanan pasang baru, tambah daya dll, angka 3 saran dan masukan dari pelanngan. Dari tiga nomor induk tadi bisa di breakdown lagi, misalkan tombol 11 untuk keluhan sifatnya individu seperti listrik di rumah mati sendiri sedang yang lain hidup, tombol 12 untuk cek transaksi token sudah masuk atau belum dll. Begitu seterusnya. Konsekuensinya, keypad pada meter listrik harus ditambah untuk fungsi huruf.
Teknis operasionalnya seperti layaknya mengirim SMS atau sistem chatting layaknya BBM/WhatsApp/YM dll. Untuk memanfaatkan fitur –fitur tersebut, ada dua pilihan konsekuensi yang bisa diberlakukan oleh PLN sebagai pemilik infrastruktur. Pertama, free alias gratis. Kedua, pelanggan di kenai tarif layanan yang mekanismenya layaknya layanan telekomunikasi seluler, setiap melakukan aktivitas akan mengurangi deposit pulsa (listrik). Ini logika terbalik dari penjualan pulsa, kalau selama ini penjual pulsa bisa menjual pulsa dari satu sumber deposit untuk dua fungsi sekaligus, handphone dan listrik, maka sebaliknya pulsa listrik harusnya juga bisa dipakai untuk dua fungsi sekaligus.
fitur ini juga akan lebih hebat dan maksimal fungsinya bila bisa terkoneksi ke smartphone dan perangkat komunikasi cerdas lainnya agar bisa dmonitor dari manapun.
Kelebihannya,
pertama, pelanggan tidak perlu panik dan bingung lagi ketika listrik di rumah sedang bermasalah, tinggal pencet angka sesuai keluhannya dan dilanjut dengan (chatting) mengetik keluhannya. Komunikasi lebih efektif dan efisien, pelanggan lebih yakin dengan tindakan yang dilakukan dan kemungkinan solusi yang diberikan lebih efektif, endingnya pelanggan lebih merasa aman, nyaman dan terlayani dengan cara yang lebih private dengan cepat.
Kedua, pelanggan tidak perlu mengeluarkan tambahan biaya untuk telepon
RING 2. (fitur sekunder, tambahan yang masih berhubungan langsung)
Ring 2 ini merupakan fitur tambahan untuk menyempurnakan fitur ring 1. Misalkan,
Pertama, layar pada meter dimanfaatkan sebagai media informasi PLN kepada pelanggan. Sebagai contoh untuk pengumuman pemadaman (area pemadaman, waktu pemadaman, perkiraan durasi pemadaman dst) dan program-program PLN lainnya. Mekanismenya, seperti mengirim SMS yang ditandai dengan bunyi tanda pesan layaknya hendphone. Hebat lagi seandainya pesan pada layar meter ini juga terkoneksi ke smartphone dan perangkat komunikasi cerdas lainnya.
Ide ini terinspirasi dari CCTV yang sekarang juga bisa terkoneksi ke smartphone dan perangkat komunikasi cerdas lainnya.
Kedua, memaksimalkan fungsi speaker yang terpasang pada meter listrik. Sehingga fungsinya lebih banyak dan bervariasi (sesuai kebutuhan) bukan sekedar untuk mengingatkan saldo pulsa yang menipis. Contoh,
  1. Berfungsi sebagai alarm peringatan penyimpangan tegangan listrik yang melewati batas normal yang biasanya bisa merusak peralatan elektronik tertentu (baik kenaikan maupun penurunan),
  2. Berfungsi sebagai alarm dan pemberi info korsleting, kalau biasanya begitu korsleting terjadi sensor langsung memutus kontak pada saklar yang dikuti terputusnya aliran listrik. Disini sensor di beri tugas tambahan sekaligus untuk membunyikan alarm peringatan begitu terdeteksi adanya tanda-tanda kemungkinan kontak arus pendek/ korslet.  
  3. Berfungsi sebagai alarm untuk peringatan pemakaian yang hampir melebihi batas beban daya yang tersedia.
  4.  Bunyi alarm pada meter listrik diberi pilihan variasi bunyi layaknya ringtone pada handphone sehingga tidak monoton seperti yang ada sekarang. Bahkan kalau perlu pelanggan diberi space untuk meng-upload  sendiri nada dering sesuai dengan kesukaanya, misalnya lagu-lagu pendek   berbasis MP3.
  5. Volume bunyi alarm bisa dirubah sesuai dengan kebutuhan.
Seperti halnya pada point pertama RING 2, fitur ini juga akan lebih hebat dan maksimal fungsinya bila bisa terkoneksi ke smartphone dan perangkat komunikasi cerdas lainnya.
Manfaat lain yang bisa diambil dari RING 2 adalah PLN tidak perlu keluar biaya tambahan untuk memasang iklan publikasi berbagai informasi yang ingin disampaikan kepada para pelanggan maupun khalayak umum di berbagai media masa yang tentunya menyerap anggaran tidak sedikit. Seperti pengumuman kenaikan tarif dasar listrik (TDL), pemadaman, program pasang baru atau/upgrade daya dll. Disamping itu pengumuman akan lebih efektif dan efisien karena tepat sasaran.
RING 3 (Fitur tersier, tambahan yang mungkin tidak berhubungan secara langsung)
Pada RING 3, yang sifatnya tersier ini  ada beberapa yang mungkin bisa diterapkan, diantaranya
  1. Pengembangan RING 1, pemanfaatan tombol kode angka diperluas (internoneksi) untuk kepentingan darurat kepada pihak ketiga seperti rumah sakit, kepolisian, pemadam kebakaran dll. Ini tentu sangat membantu bagi daerah atau individu/keluarga yang belum terlayani fasilitas telekomunikasi tapi rawan dari kriminalitas dan bencana alam. 
  2. Pengembangan RING 2, PLN bisa mendapatkan pendapatan tambahan dengan bekerja sama dengan pihak ketiga yang bisa memasang iklan berupa pesan tertulis yang didistribusikan via layar meter listrik yang terkoneksi ke smartphone dan perangkat komunikasi cerdas lain milik pelanggan PLN.
  3. Mengembangkan fungsi speaker yang terpasang pada meter listrik dan interkoneksi dengan pihak ketiga (RING 3, point 1) plus terkoneksi ke smartphone dan perangkat komunikasi cerdas lainnya, speaker yang bunyinya bisa diatur volumenya bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan darurat seperti bahaya kebakaran, banjir, pencurian, perampokan dll yang area dan koneksitasnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan layaknya handie talkie/HT. Baik dengan pesan verbal maupun bunyi-bunyian seperti sirine.
  4. Kalau memungkinkan bisa dipasang kamera  pengintai di meter listrik yang terhubung dengan smartphone dan perangkat komunikasi cerdas lain.
Bersama blog sederhana ini, semoga ideKU Untuk PLN bermanfaat dan suatu saat nanti bisa terwujud menjadi kenyataan. Amin.