Sepeda GOWES dengan latar belakang siluet Monas yang tetap gagah (Foto : @kaekaha) |
Monas Tetap Manggoda!
Bagi warga Jakarta dan sekitarnya, destinasi wisata Monumen Nasional alias Monas tetap menjadi salah satu tempat favorit untuk mengisi waktu liburan. Selain lokasinya mudah dijangkau dan tarif masuk yang relatif murah, Monas juga terus berbenah untuk memberikan sebentuk destinasi wisata murah, edukatif dan tentunya menghibur bagi seluruh warga Jakarta dan sekitarnya.
Terbaru, pengunjung Monas dimanjakan oleh layanan inovatif berbasis aplikasi internet yang diberi label bike sharing, yaitu layanan peminjaman sepeda gratis untuk berkeliling menikmati landscape taman Monas yang teduh dan menyegarkan.
Untuk bisa berkeliling monas dengan ratusan sepeda yang ditempatkan di empat pintu masuk Monas (silang barat daya, silang barat laut, silang tenggara, silang timur laut) dan tiga tempat lain di dalam area taman monas tersebut, pengunjung terlebih dulu harus mendownload aplikasi GOWES dari Play Store atau App Store kedalam smartphone masing-masing.
Barisan sepeda yang tersusun rapi (Foto : @kaekaha) |
Kemudian, pengguna bisa memilih salah satu dari dua tipe sepeda yang tersedia, yaitu model pakai keranjang atau tanpa keranjang. Selanjutnya, pengguna harus memindai QR Code yang terletak di bagian belakang sepeda untuk membuka kuncinya, setelah itu sepeda siap untuk digunakan dengan durasi 1 jam untuk masing-masing pengguna.
Setelah selesai, pengguna harus menempatkan sepeda di titik parkir yang telah ditentukan dan wajib menggembok sepeda secara manual. Apabila prosedur terakhir tidak dilaksanakan dan terjadi permasalahan dengan sepeda tersebut, maka data pembuka kunci terakhir yang terekam serverlah yang bertanggung jawab.
Kalau diperhatikan, ada beberapa hal teknis yang menarik terkait kehadiran GOWES di lingkungan Monumen Nasional. Pertama, tidak ada satupun penjaga yang mengawal keberadaan ratusan sepeda berwarna “ngejreng” kombinasi biru dan kuning tersebut. Kedua, pemanfaatan teknologi internet untuk membuka kunci gembok. Lantas, bagaimana cara mengawasi keberadaan ratusan sepeda-sepeda ini!? Bagaimana teknologi internet bisa bekerja untuk kita?
Menurut keterangan Iwan Suryaputra, Direktur Utama PT Surya Teknologi Perkasa pengelola GOWES, layanan ini sudah menggunakan Internet of Things (IoT) yang dapat memantau keberadaan sepeda secara real time, termasuk memantau arus pergerakan sepeda dari mana ke mana, hari apa dipakai oleh siapa. Wooow canggih ya!
QR Code aplikasi GOWES (Foto : @kaekaha) |
Apa itu IoT!?
Terjawab sudah dua pertanyaan mendasar terkait cara kerja aplikasi GOWES yang nempel pada ratusan sepeda cantik yang sekarang sedang naik daun jadi buah bibir masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
Intinya adalah teknologi berbasis internet yang disebut dengan IoT atau Internet of Things, yaitu sebuah teknologi untuk menghubungkan semua perangkat yang ada di sekitar kita dengan jaringan internet, sehingga kita dan antar perangkat tersebut bisa saling berkomunikasi.
Salah satu aplikasi IoT yang ada di sekitar kita ( Foto : @kaekaha) |
Bila kehadiran teknologi internet sejauh ini mempunyai peran penting dalam mempermudah “pekerjaan” manusia, maka kehadiran teknologi IoT ini akan lebih “detail dan spesifik” lagi dalam mempermudah pekerjaan manusia.
Begini ilustrasinya, jika internet dalam keluarga kita sejauh ini paling banyak dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, baik dengan keluarga maupun lingkungan sosial melalui berbagai media sosial, maka teknologi IoT tidak hanya bisa membawa manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya saja, tapi juga dengan benda-benda disekitarnya yang telah ditanamkan sensor yang memungkinkan perangkat tersebut selalu aktif dan terhubung melalui jaringan internet yang dapat diakses melalui perangkat smartphone atau komputer/laptop kapanpun dan dimanapun.
Cara aktivasi aplikasi GOWES (Foto : @kaekaha) |
Contoh riilnya ya, aplikasi GOWES yang tertanam pada sepeda-sepeda bike sharing yang terparkir rapi di pintu masuk Monas itu. Inilah jawaban, kenapa sepeda-sepeda itu tetap terparkir rapi di tempatnya meskipun dalam sehari pengendaranya berganti-ganti tiap jam dan hebatnya tanpa satupun penjaga!
Kedepan, dengan teknologi IoT kita bisa mengendalikan semua peralatan rumah tangga seperti Televisi, CCTV, AC, Kulkas, Lampu bahkan membuka gorden, membuka/menutup/mengunci pintu gerbang atau pintu rumah, mengenali tamu, pengisian air kolam, menyiram tanaman, memberi makan hewan peliharaan, sampai pesawat tanpa awak, mobil tanpa awak dan lain-lainnya kapanpun dan dari manapun kita berada hanya melalui satu alat saja, yaitu smartphone.
Mungkin, video demo aplikasi Smart Home, aplikasi IoT buatan bos Facebook, Mark Zuckerberg di tahun 2016 berikut, bisa lebih membuka pandangan dan wawasan kita terhadap lompatan teknologi IoT yang begitu dahsyat.
Dengan smartphone ditangan, Ia menjadikan rumahnya seperti Jarvis pada film Iron Man yang bisa diperintah dengan suara maupun pesan singkat chatbot.
Dia bisa memerintah untuk membuka gorden, mematikan atau menyalakan lampu dan alat-alat elektronik lainnya, bahkan termasuk mengenali tamu yang menunggu di depan pintu, menembakkan baju yang akan dipakai dan membakar roti untuk sarapan!
Tertarik memasang teknologi IoT di rumah?
Perkembangan IoT di Indonesia
Meskipun di Indonesia, produk teknologi IoT masih belum begitu familiar bagi masyarakat, tapi para pengembang aplikasinya sudah mulai banyak bermunculan dengan berbagai kreatifitas layanan yang diciptakan.
Berikut beberapa produk IoT hasil karya anak bangsa yang mulai meramaikan pasar teknologi dan bisnis di Indonesia, yaitu :
Qlue, pengembang layanan yang menghubungkan antara pemerintah dengan masyarakat, bentuk inovasi produk smart city berbasis IoT, untuk diterapkan di wilayah perkotaan,
eFishery adalah alat pemberi pakan ikan otomatis. Alat ini tidak hanya mengotomatisasi pemberian pakan secara terjadwal dengan dosis yang tepat, tetapi juga mencatat setiap pemberian pakan secara real-time,
Siramin, merupakan aplikasi penyiraman tanaman dengan kontrol menggunakan aplikasi mobile, baik Windows Phone, Android, maupun via website,
aplikasi eFishery (Foto : teknologi.metrotvnews.com) |
HARA adalah produk IoT yang dikembangkan untuk menangani permasalahan di sektor pertanian dan pangan, khususnya untuk menanggulangi masalah potensi lahan, optimasi pertanian, dan mencegah pertumbuhan hama dan penyakit tanaman,
Cubeacon memudahkan para pedagang untuk dapat memantau aktivitas para pelanggan,
DycodeX, menghadirkan layanan editing foto bernama “Jepret”,
Hayo, diantara aplikasi IoT diatas, mana yang paling anda butuhkan saat ini!?
IoT dan Kebutuhan Koneksitas Internet
Memang harus diakui, lompatan teknologi IoT kedepannya akan akan sangat membantu efektifitas dan produktifitas manusia.
Coba bayangkan, Ketika kita sedang asyik liburan ke Spanyol kita tetap bisa kasih makan dan minum ayam-ayam petelur dikandangnya di daerah Magetan, Jawa Timur sesuai dengan dosis keperluannya, tidak kurang atau lebih!
Disaat yang hampir bersamaan, kita juga bisa menyiram tanaman sayur-sayuran di kebun belakan rumah di daerah Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Selain itu, istri minta dilihatkan suasana toko ketika ditinggal ke spanyol, melalui kamera CCTV!
Inilah salah satu bentuk efektifitas dan produktifitas kehidupan yang terbentuk karena keberadaan aplikasi IoT. Saat nonton Barcelona bertanding di Nou Camp kita bisa tetap melakukan banyak aktifitas penting di tanah air. Keren kan!?
Berbicara IoT, sebagai teknologi berbasis internet tentu kita tidak bisa lepas dari peran internet itu sendiri, karena internetlah roh atau nyawa dari aplikasi IoT. Tanpa internet maka IoT tidak akan pernah ada!
Tidak semua paket internet kawan-kawan bisa mengakses GOWES (Foto : @kaekaha) |
Pengalaman saya dan beberapa rekan dari berbagai daerah yang mencoba layanan bike sharing di Monas seminggu yang lalu, mungkin bisa menjadi gambaran riil bagaimana peran koneksitas internet bagi keberlangsungan sekaligus kebermanfaatan aplikasi IoT bagi kehidupan manusia.
Tepat pada pagi hari selepas subuh tanggal 17 Agustus 2018, saya dan beberapa teman yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia yang datang ke Jakarta karena diundang oleh KemenKomInfo untuk menghadiri acara pembukaan Asian Games di GBK, menyempatkan diri jalan-jalan ke Monas dengan jalan kaki dari tempat menginap kami di Hotel Millenium, Jalan Fakhrudin.
Ketika memasuki area Monas dari sudut silang barat daya, perhatian kami langsung tertuju pada deretan sepeda cantik yang diparkir rapi serasi disisi sebelah kiri jalan. Begitu mengetahui bahwa untuk menggunakan sepeda bike sharing ini harus melalui aplikasi GOWES, semua langsung mengeluarkan senjata alias smartphone masing-masing.
Kami berangkat dari seluruh pelosok tanah air, kami datang dari Sabang sampai Merauke maka tidak aneh jika smartphone berikut layanan operator seluler kamipun juga beraneka ragam seperti asal kami semua. Apa yang terjadi?
Tidak semua rombongan kami bisa mengakses layanan bike sharing yang sudah terlanjur menggoda tersebut! Kok Bisa?
Entahlah, diantara kami ada yang gagal mendownload aplikasi GOWES, ada juga bisa connect dan download tapi proses download tiba-tiba diam dan tidak ada progress di tengah jalan, ada juga yang bisa download aplikasi GOWES tapi waktu aktivasi melalui nomor HP, notifikasi angka untuk aktifasi tidak juga nongol meski ditunggu sampai siang hari. Bahkan ada juga yang sudah beres semua, tapi ketika mencoba memindai QR Code tidak berhasil. Pokoknya macam-macam permasalahan yang muncul.
Disaat semua mulai resah dengan berbagai kegagalan yang muncul, akhirnya ada juga teman yang benar-benar berhasil membuka kunci gembok sepeda sehingga bisa dipakai untuk keliling monas. Apa Rahasianya?
Usut punya usut, ternyata rahasianya sederhana saja! Ternyata dia peserta lokal dari Jakarta dan memakai layanan internet Unlimited Bolt.
Setelah sharing, baru kami memahami kenapa internet teman kami yang asli Jakarta ini lebih cepat mengakses aplikasi Gowes. Katanya, pakai BOLT Lebih Cepat karena tanpa FUP (Fair Usage Policy), kecepatan download mencapai 3 mbps (mega byte per-second) sedangkan kecepatan upload mencapai 1 mbps. Pantesan bebas lelet...
Tarif Paket Unlimited (Grafis : bolt.id) |
Tarif Paket Reguler (Grafis : bolt.id) |
Selain itu, paket unlimited ini benar-benar tanpa batasan kuota alias truly unlimited dan dapat di akses selama 24 jam. Jadi pengguna smartphone benar-benar dijamin bebas dari rumit dan khawatir akibat turunnya kecepatan karena FUP. Wooooow!
(Grafis : bolt.id) |
Harga starterpack unlimited Prabayar masa berlaku 30 hari dijual seharga Rp. 109.000 sudah termasuk pajak dan hebatnya lagi bisa di sematkan ke 18 merek smartphone dengan berbagai varian tipe.
Jadi tunggu apa lagi? Dengan Internet Unlimited Bolt bisa internetan sepuasnya di semua gadgetmu!