Garih Batanak versi saya! Hmmmm siapa yang tak tergoda?
(Foto : Koleksi Pribadi)
“Dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung!”
Mungkin pepatah itu sangat tepat untuk menggambarkan posisi saya sebagai
“manusia rantau”. Sebagai orang Jawa yang lahir dan besar di Jawa, tinggal di Banjarmasin tentu memberi konsekuensi hidup yang tidak
sesederhana yang awalnya saya bayangkan. Karena harus ada kompromi dan
komodifikasi pada beberapa hal.
Untuk urusan budaya, secara umum saya kira tidak
terlalu masalah, karena sebagai pelaku seni sekaligus pemerhati sosial dan
budaya, relatif mudah bagi saya untuk berkomunikasi lintas budaya. Apalagi di Banjarmasin beredar Pesiar Citymag, majalah sosial budaya yang akan membantu mengenal Banjarmasin dan Kalimantan Selatan lebih cepat. Khusus untuk budaya yang berurusan dengan perut alias makan, saya relatif paling mudah untuk beradaptasi
dengan berbagai kuliner khas Indonesia, termasuk kuliner khas Banjarmasin yang
secara umum saya kategorikan berani bumbu alias full taste! Apalagi untuk
kuliner yang berkuah kaldu kesukaan saya. Satu-satunya yang saya relatif susah beradaptasi di Banjarmsin adalah iklim dan cuacanya yang puanaaas itu lho! Tapi itulah yang saya maksud dengan “Dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung!” Selain menikmati indahnya budaya Banjar berikut aneka kuliner khas yang full taste saya juga harus bisa menikmati gerahnya Kota Banjarmasin.
Dasarnya, saya memang paling suka dengan berbagai
kuliner nusantara yang berkuah kaldu, tapi bukan berarti saya anti dengan
kuliner yang tidak berkuah kaldu lho…
Untuk kuliner khas Banjar, saya paling suka dengan
Soto Banjar Bapukah milik H. Anang di Jl. Kolonel Sugiono, Soto Banjar Bang
Amat di Banua Hanyar, Soto Kuning khas Kotabaru, Ketupat Kandangan termasuk
Lontong Orari, Berbagai olahan dari Ikan Patin di RM. Sari Patin di Kayu Tangi,
Mie Bancir dan untuk kuliner tanpa kuah, saya suka ikan haruan baubar +
sambal acan dan Nasi Kuning Cempaka. Kuliner-kuliner tersebut sepertinya
sangat layak untuk di apresiasi lho…! Cita rasanya bak mak comblang…! Selalu
diharap berita dan kehadirannya…he…he…he…
Selain kuliner yang sudah umum dan dikenal masyarakat,
karena banyak yang menjualnya seperti tersebut diatas, saya juga mempunyai
beberapa referensi kuliner khas Banjar yang jarang dijual oleh warung atau
rumah makan di Banjarmasin, yaitu kuliner rumahan bercitarasa gurih cenderung
asin, asam dan pedas menyegarkan yang disebut oleh masyarakat Banjar dengan “Garih
Batanak”. Selain cita rasanya yang menurut saya unik dan sedap tentunya,
kuliner yang satu ini bisa dibilang Indonesia Bangat! Karena
dibuat dari bumbu rempah-rempah khas Indonesia yang jumlahnya lumayan lengkap.
Garih adalah
ikan yang diasinkan tapi biasanya tidak terlalu kering, sedangkan batanak secara
leksikal artinya adalah memasak. Mungkin, makna gramatikal dari istilah kuliner
Garih Batanak adalah masakan ikan yang diasinkan berikut ubarampe-nya
(Bhs Jawa ; perlengkapannya). Masyarakat Banjar, biasanya menggunakan ikan
jenis haruan atau ikan gabus yang sudah diasinkan untuk bahan mengolah
kuliner garih batanak. Oh ya, garih atau ikan asin haruan ini tidak se-asin
ikan telang atau juga Jambal, walaupun tidak masalah juga sih kalau mau
memakai ikan telang atau ikan asin lainnya, tergantung selera! Kalau menurut
saya, garih ikan haruan lebih nikmat, selain tidak terlalu asin garih ikan haruan
juga berdaging tebal dan tekstur dagingnya terasa pas jika digigit. Tapi, tetap
harus hati-hati ya, karena ikan haruan seperti layaknya ikan-ikan lainnya juga
mempunyai duri lho! Tapi jangan kuatir, durinya besar-besar kok jadi relatif lebih
mudah dilihat sekaligus dibersihkan. Disinilah menurut saya seninya makan garih
batanak dari ikan haruan, pelan-pelan dan teliti. Penasaran kepingin tahu rasanya!? cek info lengkapnya di Pesiar Citymag ya...! Eiiiits, tunggu dulu! jangan kepingin tahu rasanya saja! Cara membuatnya juga dong....
Ini dia resep sekaligus step by step cara membuat hidangan murah meriah dan simple tapi cita rasanya super menggoda ini,
Bumbu :
- 5 butir bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 1 ruas jari jahe
- 1 ruas jari kunyit
- 3 butir kemiri
- Secukupnya Ketumbar
- Secukupnnya merica
- 1 batang serai, ambil bagian putihnya, memarkan
- 2 lbr daun jeruk purut
Bahan-bahan :
- 1/2 kg garih ikan haruan
kering/ikan jenis lain sesuai selera, rendam air bersih sekitar lima menit atau sesuai kebutuhan
- 3 buah tomat mentah
- 10 buah belimbing wuluh
- 2 biji cabe merah/hijau besar, iris miring
- Segenggam daun kemangi (tentative/jika suka)
- 2 sdm minyak untuk menumis
- Secukupnya santan siap pakai
Cara Memasak :
1. Cuci bersih garih ikan haruan
kering dan potong sesuai selera.
2. Kecuali serai dan daun jeruk,
haluskan semua bumbu.
3. Panaskan wajan, tambahkan
minyak goreng lalu tumis bumbu halus hingga tercium harum. Tambahkan segelas
air/sesuai kebutuhan, lalu masak hingga mendidih.
4. Masukkan garih ikan haruan dan
masak kembali hingga ikan matang.
5. Tambahkan santan dan aduk rata, masak hingga mendidih sambil terus
diaduk. Terakhir sebelum diangkat, masukkan daun kemangi, belimbing atau tomat
dan cabai rawit. Setelah dirasa cukup, angkat masakan dan tuang dalam wadah
untuk dihidangkan.
Tambahan :
1. Jika masakan kurang asin, bisa ditambah garam sesesuai selera. Bila
menginginkan rasa gurih, bisa juga menambahkan penyedap rasa atau gula secukupnya.
2. Tomat dan belimbing wuluh, sebagai pencitarasa asam bisa dipilih
salah satu. Tapi jika menyukai keduanya atau dirasa kurang rasa asamnya, bisa
juga dipakai keduanya.
3. Jika sensitive terhadap garih/jenis ikan asin atau khawatir adanya
kandungan bahan berbahaya dalam ikan asin, bisa juga kok menggunakan ikan segar
sebagai alternatif, tapi namanya bukan garih batanak lagi ya.....he...he...he...
Kalo di Jawa garih = gerih tapi tidak ada dri ikan gabus. semua ikan laut dan setengah basah tidak asin. enak ya?
BalasHapusYa memang benar. Kalo di Jawa garih disebut gerih seperti diskripsi anda. Memang kuliner berbahan ikan haruan/gabus kurang populer di Jawa. Kalo garih batanak ini ya pasti enak bro... he... he... Kalo mau coba, maen aja ke Banjarmasin. Ditunggu ya....
HapusWah kreatif ya mas. Di Kalimantan ada juga gerih. tapi dimaska aneka macam pakai santan lagi. itu demenan saya tuh?
BalasHapusWah kalaunya makanan bisa kada mau ampih neee. Mancubai yuk mbak ai
HapusAmun kada pakai iwak haruan lain garih batanak ngarannya wal ai! tapinya bisa jua leh, tasarah ampunnya ae he he he.Di gambar ntuh pinya nyaman banar.
BalasHapusOm Labih, mun kada pakai haruang karing kada papa jua lo. biar kada darah tinggi jar om
HapusSeperti masakan mama nih! Mak nyussss tapi yang darah tinggi garamnya kada usah gin
BalasHapus