Mimpi buruk itu hampir saja terulang kembali di bumi Kalimantan! Pertumpahan darah akibat “perang”
antar suku itu hampir saja mengulang trauma masa lalu yang begitu menyesakkan
dada.
Kota Banjarmasin, Ibu kota Kalimantan Selatan yang selama dikenal harmonis, aman dan damai, tiba-tiba di akhir bulan
Pebruari kemarin mendadak mencekam! Berita akan adanya perang antara suku Dayak
dengan Suku Madura mulai menyebar luas keseluruh masyarakat Kota Banjarmasin,
termasuk di lingkungan tempat tinggal saya yang berada di pinggiran Kota. Memang, beritanya masih simpang siur dan mempunyai
banyak versi.
Awalnya, saya mendengar berita tersebut dari seorang
tukang sayur langganan istri saya yang biasa keliling komplek. Menurutnya,
beberapa hari terkahir di pasar beredar khabar “burung” akan ada serangan
balasan atas meninggalnya seorang pemuda keturunan Dayak yang meninggal karena
diserang oleh “oknum” dari Suku Madura akibat berebut lahan parkir, tapi si
tukang sayur juga tidak bisa memastikan validitas dari isu-isu tersebut.
Postingan damai dari Ketua DAD Kalimantan Barat (Grafis : Facebook Yakobus kumis) |
Memang, saat itu dari beranda berbagai medsos
popular terutama facebook, saya juga banyak mendapati postingan
berita-berita yang kurang lebih sama dengan cerita si Paman sayur, tapi karena
saya anggap postingan berita hoax, maka saya tidak terlalu menanggapi
berbagai berita tersebut.
Tapi, saya mulai berubah pikiran, ketika anak saya
yang sekolah di salah satu Madrasah di Kota Banjarmasin, sepulang sekolah bertanya,
“Bah, mau ada perangkah antara Orang Dayak dengan
Orang Madura?”
Betapa terkejutnya saya mendengar pertanyaan anak saya. Ketika saya tanya asal berita itu! Anak saya mengatakan kalau
wali kelasnya memberi himbauan yang kurang lebih isinya sebagai berikut, “Tolong
disampaikan kepada semua orang tua masing-masing, dalam beberapa hari ini,
kalau tidak terlalu penting jangan keluar rumah terutama ke tempat-tempat
keramaian umum, seperti pasar, menara siring dll, karena kemungkinan akan ada
perang antara orang Dayak dengan Orang Madura di Banjarmasin”.
Sampai disini, saya berpikir sepertinya ini bukan
main-main! Kalau wali kelas anak saya saya memberi himbauan (entah atas nama
pribadi ataupun institusi) seperti diatas. Sayang, sampai saat itu belum ada
informasi resmi dari pihak berwajib maupun dari pemerintah tentang situasi dan
kondisi keamanan Kota Banjarmasin, karena secara umum aktifitas masyarakat
masih terlihat normal-normal saja. Begitu pula media massa lokal yang terbit di Kalimantan Selatan, tidak
satupun yang mengulas kasak-kusuk yang menurut saya sudah pada taraf meresahkan
tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan postingan berita di facebook
yang menggelinding semakin liar dan
bikin ngeri membacanya. Berbagai postingan provokatif bertebaran dimana-mana, sahut-menyahut
di kolom komentar berisi hasutan, kebencian, yang bercampur dengan rasa takut
dan kengerian, semua campur aduk bikin mual dan sakit kepala. Tapi intinya
tetap sama! Tetap simpang siur dan tidak jelas sumbernya.
Berawal dari Alkohol dan Media Sosial
Alhamdulillah, sebelum “perang” benar-benar terjadi, kebenaran
itu terungkap!
Semua berawal dari tragedi tewasnya Eki Rianda Persia atau DANTE, seorang keturunan Dayak di tangan dua
pemuda mabuk yang kebetulan berasal dari Madura, Faruk dan Ardiansyah.
Perselisihan yang berujung maut ini dipicu masalah yang sangat sepele yaitu tatapan
mata!
Menurut penjelasan Polisi, pasca pembunuhan (Minggu,
21/2), Rabu (24/2) polisi dan semua unsur Muspida Kota Banjarmasin sampai
Gubernur mempertemukan seluruh tokoh adat yang ada di Banjarmasin, termasuk DAD (Dewan Adat Dayak) dan (KAWAMA) Kerukunan Warga Madura. Semua sepakat, masing-masing pihak berkeinginan menjaga keharmonisan
dan ketenteraman Kota Banjarmasin, dengan aktif meredam isu yang beredar dan
sama-sama menenangkan massanya. Kedua belah pihak sepakat menyerahkan kasus
kriminal murni ini untuk diproses polisi. Selanjutnya, Jumat (26/2) seluruh tokoh
adat dikumpulkan lagi menegaskan kemufakatan dan malamnya menggelar acara damai
adat.
Postingan Menyejukkan Walikota banjarmasin via facebook (grafis : facebook Ibnu Sina) |
Pernyataan polisi ini diperkuat oleh postingan dari
Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina di akun facebook pribadinya. Selanjutnya,
selain memburu tersangka Faruk yang buron, polisi juga bertekad memburu semua pihak
yang sengaja menyebarkan isu provokatif melalui media sosial dengan
memanfaatkan kasus pidana tersebut.
Tragedi Dante dan Ragam Media Sosial dalam Keragaman
Nusantara Kita
Bagi bangsa Indonesia, keberagaman budaya adalah
kenyataan hidup, (cultural diversity is a fact of life), sedangkan kehadiran ragam media sosial dibawah
bayang-bayang teknologi internet yang borderless dan interconnected
merupakan sebuah keniscayaan bagi masyarakat Indonesia sebagai bagian tak
terpisahkan dari peradaban masyarakat dunia.
Kekhawatiran terhadap efek negatif dari perkembangan
ragam media sosial yang menyerbu masyarakat dunia, termasuk Indonesia, berupa benturan budaya yang bisa mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa merupakan konsekuensi yang tidak bisa dihindari. Hal ini mengacu pada sifat internet sebagai
aplikasi teknologi informasi yang cepat dan terbuka yang menyebabkan
batas-batas privasi semakin samar dan pada gilirannya menghadirkan fenomena transparansi
sebagai bagian dari demokratisasi informasi. Apalagi jika dikaitkan dengan
fakta “The world in your pocket” yang sudah didepan mata, yang tentunya
akan semakin memperbesar dan memperluas intensitas interaksi tanpa batas.
Menurut pakar Manajemen Komunikasi Lintas-budaya,
Prof. Dr. H. ANDRIK PURWASITO, DEA bentuk transparansi informasi yang cepat dan
terbuka inilah yang menyebabkan terjadinya kemungkinan benturan (kepentingan)
budaya yang akan menghasilkan 2 (dua) konsekuensi yaitu “benturan” kepentingan
yang membawa berkah (advantage) dan “benturan” kepentingan yang
mengakibatkan bencana (disadvantaged) dan situasi ini bisa menjadi
semakin runyam, ketika kehadiran negara sebagai regulator masih kesulitan
melakukan tindakan pengawasan (sensorship) terhadap containt internet
berikut produk turunannya berupa medsos.
Provokasi massa yang meresahkan melalui medsos
di Kota Banjarmasin seperti ilustrasi diatas, merupakan salah satu fenomena
dari “benturan” kepentingan yang mengakibatkan bencana (disadvantaged)
seperti penjelasan Prof. Dr. H. ANDRIK PURWASITO, DEA. Dimana ketiadaan
pengawasan (sensorship) oleh regulator dan ditambah “kepentingan”
tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan aplikasi media sosial terbukti bisa
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Himbuauan dalam Facebook (Grafis : facebook Ibnu Sina) |
Disinilah dibutuhkan kehadiran dan keterlibatan semua
pihak, terutama negara sebagai regulator, para cendekiawan, pemuka/pemimpin
sosial kemasyarakatan, kaum terdidik dan terpelajar, para praktisi dan tentunya
semua elemen teknis dan praktis yang terlibat di dalamnya sebagai motor technology
adapter untuk bisa merumuskan sebuah blueprint yang cerdas dan
aplikatif, sebagai strategi edukatif pemanfaatan aplikasi teknologi
informasi (internet) yang sehat, bermanfaat, tepatguna dan berdayaguna bagi
pembangunan peradaban bangsa sesuai dengan karakter ke-bhineka-an
kita. Sehingga masyarakat sebagai technology
user atau technology taker bisa lebih dewasa, arif, bijaksana dan
bertanggung jawab dalam memanfaatkan aplikasi teknologi informasi berikut
produk turunannya seperti medsos yang terlanjur menjadi rujukan informasi
masyarakat baik secara pribadi maupun komunal.
Pelajaran berharga dari Banjarmasin ini, mudah-mudahan kembali menyadarkan sekaligus
membangunkan sel-sel dorman dalam alam bawah sadar kita agar kembali aktif bergerak
untuk merespon berbagai gejala sosial yang berpotensi mengaburkan ke-bhineka-an
kita. Semoga bermanfaat!
Artikel ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog yang diselenggarakan oleh ICRS dan Sebangsa
saya ibu irma seorang TKI DI SINGAPURA
BalasHapuspengen pulang ke indo tapi gak ada ongkos
sempat saya putus asah apalagi dengan keadaan susah
gaji suami itupun buat makan sedangkan hutang banyak
kebetulan saya buka-bukan internet mendapatkan
nomor MBAH SERO katanya bisa bantu orang melunasi hutang
melalui jalan TOGEL dengan keadaan susah terpaksa saya
hubungi dan minta angka bocoran SINGAPURA
angka yang kemarin di berikan 4D yaitu 6377 TGL 01-09-2016
ternyata betul-betul tembus 100% alhamdulillah dapat Rp.250.juta
bagi saudarah-saudara di indo mau di luar negeri
apabila punya masalah hutang sudah lama belum lunas
jangan putus asah beliau bisa membantu meringankan masalah
ini nomor hp -> (-082-370-357-999-) MBAH SERO
demikian kisah nyata dari saya tampah rekayasa
atau silahkan buktikan sendiri..