Minggu, 23 Agustus 2015

Sensasi Menakjubkan dari Kota Seribu Sungai, Banjarmasin Bungas!

gambar diambil dari sini

Kota “Seribu Sungai” itulah julukan Kota Banjarmasin yang dikenal dunia! Kota tua yang juga dikenal sebagai kota perdagangan di Pulau Kalimantan ini mempunyai banyak keunikan yang benar-benar tidak bisa ditemui didaerah lain di Indonesia bahkan belahan dunia manapun. 
Sebagian besar wilayah Ibu Kota Propinsi Kalimantan Selatan ini merupakan dataran rendah bahkan posisi daratannya 60cm dibawah permukaan laut. Unik bukan? Ada sebuah Kota yang rata-rata ketinggian daratannya di bawah permukaan air laut? Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar wilayah Kota Banjarmasin berupa lahan basah atau rawa-rawa yang selalu digenangi air. Kalau di lihat dari udara, wilayah Kota Banjarmasin seperti sekumpulan pulau-pulau kecil yang disatukan oleh liukan sungai-sungai besar maupun kecil yang begitu banyak jumlahnya.

Kondisi alam Kota Banjarmasin yang didominasi oleh rawa-rawa dan sungai inilah yang menjadi, titik awal terbentuknya budaya air/sungai di Kota Banjarmasin. Sungai dan rawa-rawa telah menjadi urat nadi bagi kehidupan masyarakat Kota Banjarmasin dan sekitarnya. Wujud nyata budaya sungai yang sampai detik ini masih eksis dan  bisa dinikmati adalah keberadaan pasar terapung “alami” di Muara Sungai Kuin dan Lok Baintan yang sekarang menjadi ikon pariwisata terpenting di Kota Banjarmasin dan Kalimantan Selatan. Pasar terapung “alami” merupakan salah satu produk dari budaya sungai khas Kota Banjarmasin yang tidak akan bisa ditemukan di daerah lain di belahan bumi manapun. Dengan menggunakan jukung/kelotok (sejenis perahu kecil bermesin tempel), selepas subuh para pedagang dan pembeli melakukan transaksi di atas air dengan ditingkahi riak-riak ombak sungai. Uniknya lagi sebagian besar transaksi di sini awalnya dilakukan secara “barter” tanpa uang sepeserpun. Tapi seiring dengan meroketnya pamor pasar terapung sejak djadikan ID station salah satu TV swasta nasional di awal 90-an yang ditandai dengan banyaknya turis dan wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang untuk melihat dan berinteraksi secara langsung, proses transaksi “barter” mulai bergeser menjadi transaksi menggunakan uang tunai. Transaksi barter akhirnya terbatas hanya untuk sesama pedagang saja. Pergeseran tidak hanya terjadi pada alat dan proses transaksinya saja. Barang-dagangan yang dibawa oleh pedagang juga semakin beraneka rupa. Jika awalnya hanya hasil alam seperti buah-buahan, sayuran dan ikan-ikan sungai sekarang berkembang menjadi semakin lengkap,  mulai dari sembako, mainan anak-anak bahkan berbagai kuliner khas suku Banjar seperti soto Banjar, wadai (kue) khas Banjar dll. Berinteraksi dengan pedagang dan pembeli lain yang rata-rata menggunakan bahasa Banjar dari atas kelotok yang ditingkahi riak ombak sungai akan memberi sensasi dan pengalaman menakjubkan yang tidak akan terlupakan seumur hidup. Unik, tidak biasa dan sensasional!

Sensasi menakjubkan dari Kota Banjarmasin tidak hanya pasar terapung “alami” saja. Sekarang yang sedang naik daun dan lagi digandrungi wisatawan adalah wisata susur sungai, yaitu mengunjungi titik-titik tempat wisata di Kota Banjarmasin melalui jalur sungai dengan menggunakan taksi air, yaitu sejenis perahu bermesin dengan kapasitas penumpang sekitar 20-25 penumpang. Uniknya, taksi air disini tidak ada trayek khusus, rute sesuai permintaan pengunjujng dan asiknya lagi, tarifnyapun bisa nego alias tawar menawar.. Ada beberapa titik pangkalan taksi air yang bisa melayani wisata susur sungai ini dantaranya bisa mulai dari titik siring tendean di seberang Masjid SabilalMuhtadin, bisa juga mulai dari Warung Soto Banjar “Bang Amat” di daerah Banua Anyar salah satu icon wisata kuliner di Kota Banjarmasin. Sepanjang perjalanan menyusuri sungai-sungai di Kota Banjarmasin, kita akan disuguhi fragmentasi alamiah produk budaya sungai khas Kota Banjarmasin. Kita bisa melihat dari dekat aktifitas kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Banjarmasin secara langsung, seperti uniknya cara suku Banjar menangkap ikan dengan berbagai alat penagkap ikan tradisional, “rumah lanting” yaitu rumah terapung di tengah sungai,  bermacam-macam arsitektur rumah adat Banjar  yang telah berusia ratusan tahun dan banyak lagi yang lainnya. Penasaran? Pasti…..  

Selain eksotisme produk budaya sungai, Kota Banjarmasin juga mempunyai destinasi wisata kuliner yang wajib untuk di kunjungi dan dinikmati sensasinya.  Selain Lontong Orari yang sudah melegenda, Banjarmasin juga mempunyai kuliner soto khas suku Banjar, yang dikenal dengan “Soto Banjar”. Selain rasanya yang sensasional ada yang unik dalam pembuatan soto khas masyarakat Kalimantan Selatan ini, yaitu kuahnya yang terbuat dari campuran susu cair dan berbagai rempah-rempah alami khas Kalimantan Selatan. Menikmati sedapnya Soto Banjar akan semakin lengkap bila dipadukan dengan pilihan tempat yang tepat yaitu di tepi sungai yang teduh dan sejuk. Makan soto Banjar sambil melihat atraksi burung elang yang berputar-putar mengincar mangsa di balik permukaan air atau lalu-lalang perahu kelotok atau taksi air yang membawa penumpang, menawarkan kesegaran pada  otak dan mata kita dan akan memberi efek relaksasi yang menenangkan. Hemmmmmh….. mau mencoba sensasinya?
Selain Soto Banjar yang sudah banyak dikenal, Kota Banjarmasin sebenarnya masih mempunyai banyak produk kuliner yang sangat layak untuk dicoba dan kalau perlu dijadikan sebagai oleh-oleh untuk keluarga di dirumah. Salah satu diantaranya adalah wadai-wadai khas Banjar yang terkenal dengan citarasa manis legit. Sebut saja bingka barandam, lam, bingka kentang, pais pisang, kelelepon buntut, tapai gambut,dll  Sudah menelan ludah….? Ha…ha…ha….ini belum seberapa! Karena kalau merasakan wadai-wadai aslinya pasti akan nambah, nambah dan nambah lagi menelan ludahnya…….

Inilah Kota Banjarmasin, Venesia dari bagian selatan Pulau Kalimantan yang tidak cukup sehari dua hari untuk meng-eksplorasi sensasi keunikannya…..lebih lama singgah di Banjarmasin akan lebih sensasional perjalanan kita! Yuk jalan-jalan ke Banjarmasin













Tidak ada komentar:

Posting Komentar