Minggu, 15 November 2015

InspiraTrip! Yuk, Jalan-jalan ke Gang Dolly!

Gang Dolly 
(Sumber foto : disini)
Siapa yang tak tahu Gang Dolly? Sebuah gang legendaris yang konon di Mancanegara lebih dikenal daripada nama Kota yang menjadi "pemilik-nya", Surabaya? Yaaaah, posisinya kurang lebih sama dengan Pulau Bali dengan Negara Indonesia-lah.....

Sekedar flashback, Gang Dolly dikenal luas sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara! ck...ck...ck.....! Disebut-sebut "mengalahkan" lokalisasi Pat Pong di Bangkok Thailand dan Geylang di Singapore, sudah beroperasi berpuluh-puluh tahun lamanya. Bahkan ada yang mengatakan sejak jaman penjajahan Belanda. Hal ini merujuk dari penamaan lokasinya Gang "Dolly" yang jelas-jelas bukan nama asli Indonesia. Menurut beberapa sumber nama Dolly di ambil dari nama Dolly Van De Mart, yaitu seorang perempuan keturunan Belanda yang pertama kali membuka wisma dengan segmen pelanggan utamanya tentara Belanda yang bertugas di Indonesia. Sudah barang tentu saat itu didalam wisma berisi wanita-wanita cantik pilihan "kelas" bule.

Gang Dolly 
(Sumber foto : merdeka.com)

Sebenarnya yang disebut-sebut Gang Dolly bukan gang seperti namanya tapi sebuah jalan raya Putat Jaya. Secara Administratif masuk wilayah kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan Kotamadya Surabaya, 'Kota Pahlawan" yang juga Ibu Kota Propinsi Jawa Timur. Letaknya yang "strategis" di tengah-tengah Kota Surabaya, menjadikan lokalisasi yang satu ini dianggap sebagai "duri dalam daging" oleh banyak kalangan, walaupun tidak sedikit juga yang mengatakan "tidak ada durinya kok dalam daging di Gang Dolly.....!!!" ha...ha...ha....terserahlah! Sehingga pro dan kontra keberadaan Gang Dolly seperti bagian tak terpisahkan dari perjalanan sejarah Kota Surabaya sampai saat ini meskipun sudah ditutup oleh Walikota Surabaya. Itulah fenomena Gang Dolly yang di caci tapi kadang juga ngangeni.

 ngangeni....!?
(Sumber Foto : merdeka.com

Dikenal sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, semasa jayanya Gang Dolly mempunyai beberapa keunikan yang khas....

pertama, kalau siang hari kita melewati Jalan Putat Jaya yang dikenal dengan Gang Dolly ini, kita seperti melewati jalan biasa layaknya jalan-jalan lain di Kota Surabaya. Pada siang hari aktifitas warganya tampak normal seperti biasa, tidak ada perbedaan yang mencolok. Ter-kamulase? Bisa iya, bisa tidak karena lokalisasi "Gang Dolly" ini memang menyatu dan berbaur dengan kehidupan masyarakat. Suasana berbeda akan terlihat ketika sore atau malam menjelang!

kedua, wanita-wanita "pekerja" yang "bekerja" di Gang Dolly biasanya ditempatkan atau dipajang dalam sebuah "akuarium"! Sebutan untuk ruang berkaca terang yang bisa dilihat oleh siapapun yang melewati gang ini. Walaupun tetap ada sebagian yang berdiri dijalanan. Kalau malam relatif lebih mudah untuk membedakan mana wanita "pekerja" dan mana yang bukan. Biasanya  ditandai dengan gaya dandanan dan pakaian yang dikenakan ( ada yang mengatakan tergantung kelasnya!)
ketiga, Gang Dolly bisa dikatakan lengkap! Karena semua hiburan malam untuk laki-laki dewasa semua kelas tersedia (ada catatan sebuah LSM yang mengatakan 30% "pekerja" wanita di sini masih dibawah umur....naaaah lhooo!).

Tapi semua cerita diatas sudah lewat! Fenomena kebesaran Gang Dolly sekarang benar-benar telah menjadi bagian dari sejarah perjalanan Kota Surabaya. Walikota perempuan pertama Kota Surabaya Tri Rismaharini-lah yang mengubah arah sejarah Gang Dolly. Tepat tanggal 18 Juni 2014, Gang Dolly resmi ditutup oleh Wali Kota Surabaya dan dinyatakan terlarang untuk kegiatan dan aktifitas seputar prostitusi. (Sebagai catatan:  Sekian puluh tahun Walikota Surabaya di jabat oleh laki-laki, tidak satupun yang "berani" menyentuh Gang Dolly. Alih-alih "menyentuhnya" dulu Gang Dolly  justru sempat diwacanakan menjadi destinasi wisata resmi oleh pemerintah Kota Surabaya....hadeeeeew! Kira-kira bentuk plesirannya seperti apa ya....?). Memang tidak mudah untuk sekedar "menutup" Gang Dolly, Karena memang banyak kepentingan yang ada didalamnya! Tidak hanya masalah sosial dan ekonomi saja, Gang Dolly juga sering dijadikan komoditas politik khususnya di level internal Kota Surabaya. Maklum saja, karena di masa jayanya dalam semalam perputaran uang di Gang Dolly mencapai 1,2 Milyar! Ck..ck...ck...ck.
 
Setelah setahun lebih Gang Dolly ditutup secara resmi, Gang Dolly memang tidak benar-benar mati, meskipun samar-samar aktivitas prostitusi konon masih ada dengan cara yang lebih rapi dan tersamar. Indikasi ini mungkin ada benarnya. Bila merujuk laporan dari beberapa aktifis LSM yang aktif melakukan pendampingan bagi masyarakat kawasan Gang Dolly dan Jarak,  yang dilangsir oleh beberapa media online, sebagian besar para "pekerja" yang mau untuk berpindah haluan adalah yang sudah berumur sedangkan yang masih berusia muda, rata-rata justeru enggan untuk berpindah haluan. Nah lho......
Menjawab kabar samar-samar ini, Pemko Surabaya tidak tinggal diam, dengan menggandeng berbagai kalangan seperti pemerhati sosial, LSM, Organisasi kepemudaan, Organisasi Keagamaan, Organisasi profesinal, Komunitas seni dan budaya dan praktisi-praktisi profesional dari berbagai bidang, terus berusaha memberikan solusi jangka pendek maupun jangka panjang bagi eksistensi kehidupan masyarakat Ex-Gang Dolly. Ini yang menarik dan mungkin bisa dijadikan referensi solusi oleh daerah lain yang berencana melakukan tindakan yang sama seperti yang dilakukan oleh Pemko Surabaya, menutup lokalisasi! 

Bekas Wisma New Barabara dalam renovasi
(Sumber Foto : merdeka.com)

Langkah riil Pemko Surabaya untuk merubah wajah Gang Dolly antara lain dengan membeli beberapa (sekitar 13) aset property yang dulunya merupakan wisma untuk memajang sekaligus tempat  eksekusi para "pekerja" milik mami-mami Gang Dolly. Property yang sudah dibeli, lantas di rombak untuk dijadikan sebagai wadah bagi pemberdayaan masyarakat Gang Dolly.  Wisma "New Barbara", yang dulu dikenal sebagai wisma paling ramai di Gang Dolly sekarang sudah berganti wajah. Sejak dibeli Pemko Surabaya setahun silam, bangunan 6 lantai yang dirubah total ini secara perlahan telah beralih fungsi.

Lantai 1 yang dulunya sebagai akuarium atau ruang pajang para "pekerja", sekarang menjadi tempat kursus komputer, sedang ruang diatasnya yang sedang dalam tahap finishing diproyeksikan untuk tempat pelatihan usaha produktif (UKM) bagi masyarakat. Sementara itu, bangunan lainnya yang juga dalam tahap renovasi ada beberapa yang telah dijadikan untuk tepat produksi dan ruang pajang bagi produk kerajinan khas Gang Dolly seperti Batik Jarak Arum, yaitu kerajinan batik khas Gang Dolly yang motifnya khasnya berupa proses metamorphosis ulat sampai menjadi kupu-kupu yang cantik yang dikombinasikan dengan elemen daun jarak, sesuai dengan nama daerahnya jarak! Konon ide dan inspirasi terciptanya motif ini tidak lepas dari perjalanan metamorphosis masyarakat Gang Dolly sendiri, berubah dari yang negatif menjadi positif. Pemerintah Kota Surabaya juga membangun beberapa fasilitas olahraga di Gang Dolly, seperti lapangan futsal, bulutangkis, basket dan volley Ball.

Batik Jarak Arum
(Sumber Foto : merdeka.com)

Gambaran dan detail proyeksi masa depan Gang Dolly secara lebih jelas, diprakarsai oleh sekelompok anak muda Surabaya yang menemakan dirinya dengan Gerakan Melukis Harapan (GMH), yaitu sebuah organisasi independen yang fokus menggarap pemberdayaan semua elemen dalam masyarakat Gang Dolly dari anak-anak sampai orang tua melalui berbagai program pendampingan dan pelatihan keterampilan usaha produktif. GMH bertekad akan merubah imej wajah Gang Dolly dari daerah wisata malam khusus dewasa (berkonotasi negatif) menjadi daerah wisata tematik untuk semua kalangan yang mempunyai ciri khas (berdenotasi positif), khususnya wisata edukasi/sosial/sejarah dan kuliner. 

Untuk membangun "mimpi" itu GMH dengan melibatkan masyarakat setempat, memulai kerja dengan mendirikan taman inspirasi bagi anak-anak Gang Dolly. Disini ada banyak kegiatan bagi anak-anak Gang Dolly mulai dari pelatihan keterampilan, taman bacaan, TPA, konseling. olah raga dan lain-lain. Sedangkan untuk segmen dewasa, GMH dan beberapa kelompok pemuda Surabaya lainnya yang juga konsen dalam usaha memberdayakan masyarakat Gang Dolly seperti Elemen Pemuda Surabaya (EMAS) dll, lebih mengarahkan mereka pada pelatihan usaha produktif yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar Surabaya plus yang perputaran uangnya relatif cepat seperti pelatihan produksi sablon, sandal, telur asin/telur bakar, batikjarak, Kerupuk Samiler dan sebagai guide atau pemandu wisata. Semua produk diatas sekarang sudah banyak dikenal oleh masyarakat bahkan beberapa diantaranya sudah mempunyai merek dagang sendiiri, seperti kerupuk samiler dengan merek "Samijali".

Taman Inspirasi
(Sumber Foto : Kabar Kampus)

Terbaru, pada akhir bulan September yang lalu GMH dan semua elemen masyarakat Gang Dolly melakukan terobosan baru dengan meluncurkan INSPIRATRIP! yaitu sebuah konsep wisata napak tilas sejar Gang Dolly yang telah menjadi Kampung Positif dan Inspiratif. Wahana wisata kreatif yang baru pertama di Indonesia ini diklaim memberdayakan banyak kalangan di Gang Dolly. Mulai tukang becak, guide lokal, perajin berbagai produk lokal Gang Dolly juga pedagang makanan dan minuman.

Pada peluncuran tanggal 29 September, sekaligus trip pertama tersebut ada sekitar 20 orang wisatawan yang diajak napak tilas dengan naik becak berkeliling Gang Dolly. Dalam satu kali trip, wisatawan yang rata-rata mahasiswa tersebut dibawa mengunjungi bangunan-bangunan bekas wisma yang sekarang telah berubah fungsi menjadi pabrik sandal, tempat kursus komputer, showroom produk UKM Gang Dolly dan tempat pelatihan warga. Dengan didampingi oleh guide setempat yang tahu betul perjalanan sejarah Gang Dolly, para wisatawan mendapatkan penjelasan secara detail mengenai sejarah masing-masing bangunan bekas wisma tersebut. Selain itu wisatawan juga dibawa ke tempat-tempat produkasi kerajinan khas Gang Dolly seperti Produksi sablon, sandal, Batik Jarak Arum, Kerupuk Samiler merk Samijali dan telur asin/telur bakar.

INSPIRATRIP! Gang Dolly
(Sumber Foto : Joss Today)

Konsep wisata INSPIRATRIP! ini memang terlihat sederhana saja dan masih sangat segmented. Tapi diluar dugaan, menjadi buah bibir di masyarakat Surabaya dan sekitarnya! Respon dan tanggapan masyarakat yang beragam terus bergulir sehingga menjadi sarana promosi gratis yang efektif untuk membangun wacana diskusi terbuka di masyarakat Surabaya. Sehingga kedepan diharapkan bisa mengerucut dan mengkristal menjadi titik temu ideal untuk mengembangkan konsep wisata INSPIRATRIP! GANG DOLLY sebagai wahana wisata sosial budaya berkonsep edukasi baru trademark Kota Surabaya. Kota Pahlawan! Bagaimana ada yang berminat mencoba?


Catatan : artikel ini juga bisa dibaca di Kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar