Inspirasi dari suara kaum "Minoritas" ( Slank,
1996)
Anda seorang slankers? Kalau anda slankers anda wajib baca sampai tuntas artikel keren ini! Tapi kalau anda bukan seorang slankers sepertinya lebih wajib lagi untuk membaca artikel ini sampai habis, bahkan kalau perlu di baca berulang-ulang ya....
Bagi para Slankers generasi awal di era 90-an, kalimat judul
diatas tentu tidak asing lagi! Kalimat "provokatif" yang menurut saya
sangat visioner tersebut sengaja saya kutip dari lirik salah
satu lagu dari grup musik fenomenal yang bermarkas di Gang Potlot tersebut.
Lagu berjudul "entah jadi apa?" ini termuat dalam album
"Minoritas" yang rilis tahun 1996 yang menurut saya merupakan salah
satu album studio masterpiece Slank pada formasi
awal yang saat itu diperkuat Kaka (Vokal), Bimbim (Drum) Bongky (Bass) Pay
(Gitar) dan Indra Q (Keyboard).
Di album yang menelurkan hits bang bang tut dan kalau
kau ingin jadi pacarku ini, sebenarnya mempunyai materi lagu yang
semuanya layak menjadi hits. Semua lagu dalam album ini benar-benar berasa
"roh" slank-nya, baik dari sisi musikalitasnya maupun kecerdasan
pemilihan diksi dalam lirik-liriknya. Album yang saat itu diedarkan dalam
format pita kaset tersebut, di side A selain berisi hits bang bang tut,
berikutnya ada komposisi tut wuri handayani, Jinna! belasan dalam
pelarian, gemerlap kota, bidadari penyelamat. Sedangkan pada side B,
tersusun komposisi-komposisi eksentrik semacam suku benalu, h.a.m.
burger, pak tani, entah jadi apa? dan hits kalau
kau ingin jadi pacarku.
Sayang, album ekspresif yang sarat dengan ungkapan kritik
sosial kaum "minoritas" seperti judul albumnya ini merupakan album
studio terakhir dari kebersamaan format awal sekaligus format terbaik Slank
(menurut saya...!), karena setelah album ini Bongky (Bass) Pay (Gitar) dan
Indra Q (Keyboard) menyatakan mundur dari Slank dan beberapa saat kemudian
mendirikan grup baru bernama BIP yang ditengarai merupakan
akronim dari nama ketiganya, Bongki Indra Pay.
Formasi lengkap terbaik Slank foto : @kaekaha |
Mengkaji Kalimat Provokatif Visioner!
Apa sih yang menarik dari kalimat "Kecil Disuka,
Muda Terkenal, Tua Kaya-Raya, Mati Masuk Surga!" yang saya kutip
dari lirik lagu Slank Entah Jadi Apa? tersebut?
Seperti saya sebutkan diatas, kalimat tersebut menurut saya
punya potensi provokasi yang multi intrepretasi dan multi tafsir! Tentu
hanya Tuhan dan Slank yang tahu maksud yang sebenarnya. Hanya saja, merujuk
pada pada komentar teman-teman saya yang kebetulan ikut menjadi saksi dari
terbitnya album Slank yang memuat lirik lagu tersebut, setidaknya ada 2 poros
pemahaman. Bagi yang apatis dan cenderung pesimis (rata-rata mahasiswa yang
saat itu resah dengan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang kebetulan berada
di awal jurang krisis ekonomi multidimensi menjelang kejatuhan orde baru yang
entah kebetulan atau tidak bertepatan dengan time release atau setting lahirnya
album ini) pasti akan langsung mencibir kalimat diatas sekaligus berkomentar
dengan kalimat-kalimat sumbang seperti ini, "Emang surga punyak
engkong lo....!" atau "Kalau anak konglomerat mah ya
mungkin saja.... tapi kalo kong lo melarat ya mustahil bin mustajab!"
Kalimat-kalimat sumbang ini benar-benar muncul dalam berbagai obrolan di
berbagai forum kala itu (terutama obrolan kami anak-anak kuliahan yang saat itu
syarat dengan keterbatasan... he...he...curhat jadinya!)
Tapi itu dulu! Ketika euforia ketertindasan di berbagai
bidang terasa semakin menyesakkan dada dari hari ke hari. Sekarang setelah
pikiran lebih dewasa dan terbuka, saya justeru melihat sebuah visi yang luar
biasa dari kalimat "Kecil Disuka, Muda Terkenal, Tua Kaya-Raya,
Mati Masuk Surga!" tersebut. Seandainya saya dan rekan-rekan saat
itu (1996) lebih mempunyai positive thingking, kalimat ini
bisa menjadi kalimat motivasi yang luar biasa dahsyatnya! Coba perhatikan dan
kalau perlu renungkan dalam-dalam kalimat diatas dengan cara melepas rangkaian
kalimatnya menjadi per- frasa, mulai dari "kecil
disuka" sampai "mati masuk surga!" Bukankah
semuanya merupakan sebuah visi dan atau doa mulia seorang anak manusia
untuk menjadi manusia dengan "stempel" yang baik bahkan mungkin
mulia! Dan yang menarik, semua frasa dalam kalimat tersebut
sepertinya saling terkait satu sama lain dari awal sampai akhir, seperti
layaknya sebuah fragmentasi tutorial perjalanan hidup ideal
seorang anak manusia.
Ketika waktu kecil disuka oleh banyak orang
dilingkungan sekitar, selain karena bawaan fisik bisa juga karena kebaikan
akhlak yang sudah ditanamkan sejak dini oleh orangtua dan lingkungan. Untuk
bisa terkenal disaat muda (makna denotatif) tentu bukan
perkara mudah untuk mendapatkannya, perlu kerja keras dan kerja cerdas untuk
mewujudkannya. Alhamdulillah jika bisa mewujudkannya! Ketika disaat muda sudah
terkenal, tentu bisa dimanfaatkan untuk menjalin dan membangun relasi,
komunikasi bahkan eksistensi seluas-luasnya untuk membangun masa depan yang
lebih menjanjikan. Dari titik ini, dengan dibarengi ikhtiar dan doa secara
kontinyu, Insha Allah untuk menjadi orang kaya di masa tuasepertinya
tinggal menuggu takdir saja. Saat hidup dimasa tua dianugerahi fasilitas serba
kecukupan, tentu semakin mudah untuk mendapatkan surga-Nya, karena tidak ada
lagi yang perlu di risaukan, fasilitas dari Tuhan berupa kekayaan yang tersedia
tinggal dimanfaatkan semaksimal mungkin untuh mendekatkan diri kepada-Nya
melebihi yang lainnya, Sehingga kemungkinan "mati masuk
surga" semakin terbuka lebar! Insha Allah. Untuk detailnya, mari
kita kupas tahapan kehidupannya satu per-satu...
Nah, disinilah "pelajaran" visionernya dimulai!
Posisi kita yang telah bergeser menjadi orang tua, tentunya mempunyai keinginan
anak-anak kita nantinya adalah "individu-individu" generasi unggul
dengan berbagai atribut yang (ter) baik bukan? Untuk mewujudkan keinginan
tersebut tentu kita sebagai orang tua harus mempunyai perencanaan "visi"
mendidik berikut metode aplikasinya secara tepat. Coba bayangkan, seandainya
kita tidak mempunyai perencanaan yang tepat dan aplikatif, apa jadinya output yang
dihasilkan? Lha ... kalau masih kecil saja semua atribut yang menempel pada si
anak sudah tidak disukai (orang) bagaimana besarnya?
Selanjutnya, frasa "muda
terkenal", terkenal dalam konteks frasa ini bisa
diartikan terkenal dalam arti yang sebenarnya atau bisa juga dimaknai secara
luas sebagai bentuk keberhasilan atau kebermanfaatan lainnya, yang pasti dalam
konteks yang positif bukan hanya asal terkenal! Seperti kita ketahui, di
jaman sekarang banyak sekali jalan untuk menjadi terkenal. Mungkin masih ingat
dengan ungkapan "kalau mau terkenal, kencingi saja air zamzam!" Tentu
bukan ini yang kita maksudkan bukan?
Pada tahapan "muda terkenal" dalam
koridor positif, tentu tidak bisa datang tiba-tiba dengan sendirinya. Umumnya,
untuk menjadi seorang "muda terkenal" tidaklah
mudah, perlu niat, tekad, semangat, strategi dan ikhtiar usaha keras plus cerdas,
bahkan bisa jadi memerlukan perjuangan dan pengorbanan ekstra yang tidak
sedikit dan sederhana. Di titik ini, penerapan pola perencanaan strategis
melalui pendekatan fungsi-fungsi ilmu manajemen, mungkin akan lebih mempermudah
proses pencapaian target posisi "muda terkenal"
Berikutnya, frasa "tua kaya
raya", menjadi orang tua yang kaya raya atau kaya raya di
saat tua pasti menjadi pilihan dan harapan diantara kita semua, Betul?
Berbicara masalah "kaya dan kekayaan" tentu tidak bisa lepas dari
yang namanya "proses" yaitu proses untuk bisa menjadi kaya! Bicara
proses berarti bicara ikhtiar atau usaha, kalau sudah bicara
ikhtiar atau usaha berarti kita harus menerapkan metode, cara dan atau
strategi! Sekali lagi, disini sepertinya pendekatan fungsi-fungsi ilmu manajemen
bisa membantu mempermudah jalannya proses.
Salah satu alasan, kenapa sebagian besar orang ingin kaya
raya di masa tua adalah agar lebih tenang di usia senja dan lebih mudah
berkonsentrasi mendekatkan diri kepada-Nya. Nah, insha Allah kemungkinan diberi
kemudahan mati masuk sorga semakin terlihat jalannya... Mau dan berani
mencoba?
Bisakah Mewujudkannya!?
Kumpulan frasa kata yang disusun Slank dalam
lirik lagu berjudul Entah Jadi Apa? tersebut, menurut saya
masih masuk akal, artinya masih sangat mungkin bagi kita untuk
mewujudkannya.
Bagaimana caranya? Mulai dengan Bismillah, segera berbenah dan terus melangkah! Mulai dari yang kecil, mulai dari diri kita sendiri dan mulai dari sekarang...
Insha Allah, yuk!
artikel keren ini juga bisa di baca di acc KOMPASIANA saya, klik disini untuk membuka, jangan lupa di kasih komentar konstruktif dan dishare ya ....
artikel keren ini juga bisa di baca di acc KOMPASIANA saya, klik disini untuk membuka, jangan lupa di kasih komentar konstruktif dan dishare ya ....
Insya Allah mau coba Istiqomah. Tidak ada yang tidak mungkin
BalasHapusenak banget ya ni bocah! tapi masuk akal juga sih...
BalasHapusartikelnya sangat menarik untuk dibaca
BalasHapussurah al waqiah